Lompat ke isi

Ismed M. Noor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Maret 2024 09.52 oleh Rang Djambak (bicara | kontrib) (Referensi: Bagian dari pemeliharaan Kategori:Tokoh Minangkabau. Untuk para Wikipediawan, jangan menambahkan kembali kategori tokoh Minangkabau ke halaman ini, karena artikel telah dikategorikan ke sub kategori yang tepat. Kategori Tokoh Minangkabau hanya berisi sub kategori.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ismed M. Noor
Lahir(1934-08-09)9 Agustus 1934
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal14 Maret 1975(1975-03-14) (umur 41)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterAkademi Teater Nasional Indonesia
PekerjaanAktor
Wartawan
Produser
Sutradara
Suami/istriFlora Luntungan

H. Ismed Mohammad Noor (9 Agustus 1934 – 14 Maret 1975) adalah seorang seniman Indonesia yang berprofesi sebagai aktor, produser film, dan juga sutradara serta wartawan dan merupakan adik dari aktor kawakan Sukarno M. Noor dan merupakan paman dari pemeran indonesia Tino Karno, Rano Karno, dan Suti Karno. Dia memulai karier profesionalnya di perfilman sebagai figuran pada tahun 1954 dalam film Rela. Dia bahkan pernah bermain bersama kakaknya, Sukarno M. Noor dalam film Istana yang Hilang pada tahun 1960.[1]

Setelah menjadi figuran di beberapa film, pada awal tahun '60-an, dia mulai mendapat peran yang lebih baik dengan menjadi pemeran utama dalam film Pesta Musik La Bana (1960), Pagar Kawat Berduri (1961), dan Toha Pahlawan Bandung Selatan juga pada tahun 1961, di mana dia memerankan tokoh Pahlawan Nasional, Mohammad Toha. Setelah itu namanya pun semakin populer dan mendapatkan peran utama di beberapa film berikutnya.

Perjalanan Hidup

[sunting | sunting sumber]

Selain bermain film, Ismed sempat menjadi wartawan pada beberapa majalah dan harian ibu kota sepanjang tahun 1955-1958. Pada tahun I963, Ismed menikah dengan seorang aktris sandiwara dan juga teman kuliahnya di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) yang bernama Flora Luntungan. Dua tahun setelah menikah, Ismed sempat mengadu peruntungannya dengan menjadi produser melalui "Nefos Film" yang dia dirikan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut sempat memproduksi beberapa film, di antaranya Langkah-langkah di Persimpangan dan K.K 17. Pada awal tahun '70-an, dia pun mulai mencoba menjadi sutradara, dengan filmnya Selamat Tinggal Kekasih pada tahun 1972.[2]

Ismed meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1975, setelah memainkan berbagai peran dalam 40 judul film dengan film terakhirnya Melawan Badai pada tahun 1974. Sebelum meninggal dunia, Ismed juga sempat menjadi Staff Direksi pada Allied Film of Indonesia Ltd.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
  • SMP di Jakarta
  • SMA di Jakarta
  • ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia)

Filmografi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Judul Peran Keterangan
1955 Di Balik Dinding
1958 Asrama Dara
1959 Bulan Madu
Serba Salah Amrin
1960 Istana yang Hilang Anwar
Pedjuang
Pesta Musik La Bana Ismed
1961 Lagu dan Buku
Pagar Kawat Berduri Hamid
Mira Hendra
Toha, Pahlawan Bandung Selatan Mohammad Toha
1963 Penjeberangan Puji
Tudjuh Pahlawan
1964 KK 17
Tauhid Mayor Mursyid
1965 Langkah-Langkah di Persimpangan Herman Juga sebagai produser
1969 Apa jang Kau Tjari, Palupi? Haidar
1970 Bernafas dalam Lumpur
Dan Bunga-Bunga Berguguran
Duel
Honey, Money and Djakarta Fair Samiaji
Noda Tak Berampun
Si Bego Menumpas Kutjing Hitam
1971 Lewat Tengah Malam
Lorong Hitam Tandi
Malam Jahanam
Jang Djatuh di Kaki Lelaki
Kekasihku Ibuku Dokter
Rakit
Tiada Maaf Bagimu
1972 Selamat Tinggal Kekasih Taufik Juga sebagai penulis dan sutradara
1974 Senyum dan Tangis
Bobby
Ali Baba
Pacar
Melawan Badai
Atheis
Benyamin Si Abunawas

Referensi

[sunting | sunting sumber]