Buni (pohon)
Buni | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malpighiales |
Famili: | Phyllanthaceae |
Genus: | Antidesma |
Spesies: | A. bunius
|
Nama binomial | |
Antidesma bunius |
Buni[2] atau wuni (Antidesma bunius) adalah spesies pohon, tingginya mencapai 30 m, kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, buahnya kecil-kecil tumbuh dalam gugusan, buah yang matang berwarna kehitam-hitaman dimakan mentah atau digunakan dalam masakan;[2] pohon ini dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buah buni kecil-kecil berwarna merah, dan tersusun dalam satu tangkai panjang, menyerupai rantai (ranti).
Nama epitheton bunius berasal dari ilmuwan Jerman-Belanda Georg Eberhard Rumphius yang tinggal 45 tahun di Ambon.[3]
Buni termasuk tumbuhan yang sudah jarang dijumpai di pekarangan.
Buahnya dapat dimakan sebagai buah meja, dibuat selai, atau difermentasi menjadi minuman alkohol di Filipina dan Jawa.
Nama lain
[sunting | sunting sumber]Buni disebut pula sebagai huni di Indonesia.[4] Di Jawa, buni disebut sebagai wuni, Makassar dinamakan Bu'ne sedangkan di Filipina disebut sebagai bignai.[butuh rujukan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ IUCN Detail 18435638
- ^ a b (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata buni pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-10-15.
- ^ Georg Eberhard Rumphius. Herbarium Amboinense. Bunius, Liber V, Cap. 49, 1743
- ^ Gunawan, H., dkk. (2019). Partomiharjo, Tukirin, ed. 100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati (PDF). Bogor: IPB Press. hlm. 28. ISBN 978-602-440-771-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 2023-05-16.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Buni (Antidesma bunius) pada basis data Herbarium Kerajaan Belanda.