Endoeng Soeriapoetra Koesoemah Adinata
Tumenggung Endoeng Soeriapoetra | |
---|---|
[[Bupati Garut]] ke-7 | |
Masa jabatan 1944–1945 | |
Pengganti Kalih Wiraatmadja | |
[[Bupati Bandung]] ke-13 | |
Masa jabatan 5 Juni 1945 – 1947 | |
Presiden | Soekarno |
Gubernur | Sutardjo Kertohadikusum Datuk Djamin Murdjani |
Informasi pribadi | |
Lahir | Soreang, Hindia Belanda | 14 September 1894
Meninggal | 3 Januari 1979 | (umur 84)
Sunting kotak info • L • B |
Rd. Tumenggung Endoeng Soeriapoetra (14 September 1894 – 03 Januari 1979) adalah Bupati Bandung yang ke-14 dan Bupati Garut ke-7. Ia lahir di Soreang pada tanggal 14 September 1894 dan merupakan keturunan langsung dari Dalem Bandung. Terlahir dari seorang ibu yang termasuk keturunan "Dalem Gajah" Bandung dan seorang ayah yang termasuk keturunan Bupati Sumedang.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Rd. Tumenggung Endoeng Soeriapoetra yang lebih dikenal dengan nama "Dalem Endoeng" ini menjabat sebagai Bupati Bandung sejak tanggal 5 Juni 1945 sampai dengan tahun 1947, menggantikan Dalem R.A.A. Martanegara.
Sebelum diangkat menjadi Bupati R.E.Suriaputra telah menduduki beberapa jabatan dalam pemerintahan Kabupaten Bandung. Pada tahun 1915 setelah Ia menamatkan sekolah Osvia. ia diangkat sebagai Juru Tulis pembantu pada kantor Kabupaten Bandung. Tahun 1921 dinaikkan pangkatnya menjadi Mantri Polisi, lalu Camat Pulisi Bandung. Setelah menamatkan pendidikan di Bestuur School pada tahun 1929, ia diangkat sebagai Wedana di Kantor Kabupaten Bandung. Sebelum menjadi Bupati Bandung. Ia juga pernah menjabat beberapa jabatan penting, salah satunya adalah sebagai Bupati Garut.
Dalem Endoeng termasuk salah seorang pejuang non-Kooperatif yang tidak mau berkompromi dengan Belanda yang saat itu menjajah hampir semua daerah di Indonesia, termasuk Bandung. Pada zaman revolusi, ketika Kabupaten Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945 kedatangan Brigade Mac Donald beserta rombongan tentara dengan tujuan ingin menjajah lagi, mulai saat itu banyak terjadi kekacauan - kekacauan Pemerintahan Kabupaten Bandung terpaksa berpindah-pindah tempat, pertama di Cililin, terus ke Soreang, Banjaran, Pangalengan, Santosa, dan Bungbulang. Ketika Bungbulang diserang oleh Belanda, ia disembunyikan di Lebakbeuti namun akhirnya tertangkap. Semasa Dalem Eundoeng ditahan, ia pernah ditawari untuk menjabat kembali sebagai Bupati Bandung namun berada dalam wilayah Negara Pasundan. Tawaran tersebut ditolaknya, karena dinilai tidak sejalan dengan perjuangan yang dilakukan selama melawan penjajahan Belanda.
Kediaman Rd.Tumenggung Endoeng Soeriapoetra yang berada di Soreang menjadi semacam Dapur umum. Keluarganya yang menyuplai makanan untuk para pejuang sehingga hasil panennya baik yang berada di Subang maupun di Lembang, habis digunakan untuk memberi makan para Perjuang tersebut.
Pada masa pemerintahan ia terjadi peristiwa penting tanggal 24 Maret 1946 yaitu Bandung Lautan Api. dan peristiwa Heroik di Dayeuhkolot yaitu peledakan gudang mesiu tentara Belanda di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh Mohamad Toha, Mohamad Ramdhan dkk.
Meninggal Dunia
[sunting | sunting sumber]Pada hari Rabu tanggal 3 Januari 1979 pukul 05.00 pagi Bupati Rd. Tumenggung Endoeng Soeryaputra wafat dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga di Cibeureum Soreang.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bupati R.T. E. SURIAPUTRA Periode 1945-1947 Diarsipkan 2013-12-18 di Wayback Machine. Website Resmi Pemkab Bandung.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: RAA. Muh. Musa Suria Kertalegawa |
Bupati Garut 1944 – 1945 |
Diteruskan oleh: R. Kalih Wiraatmadja |
Didahului oleh: R.H.A.A Wiranatakusumah V |
Bupati Bandung 1945 – 1947 |
Diteruskan oleh: R.T.M. Wiranatakusumah VI |