Toko Musik
Toko Musik (film) | |
---|---|
Sutradara | Harvan Agustriansyah |
Produser | Wini Angraeni Chairun Nissa |
Ditulis oleh | Harvan Agustriansyah Rendro Aryo |
Pemeran | Hasna Mufidah Rendy Ahmad |
Penata musik | Areza Riandra |
Sinematografer | Dian Raisha |
Penyunting | Aji Pradityo |
Perusahaan produksi | |
Tanggal rilis | 2018 |
Durasi | 13 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Toko Musik (film) adalah sebuah film pendek Indonesia yang mengangkat tema tentang disabilitas tuli. Film ini adalah bagian dari proyek bertajuk “Ini Cerita Kita” yang digagas Sedap Films, bersama komunitas anak muda Pamflet dan komunitas anak muda tuli Gerkatin Kepemudaan [1]
Film ini menjadi film fiksi pertama di Indonesia yang pemeran utamanya adalah tuli. Aktor tuli bernama Hasna Mufidah (Mufi) menjadi pemeran utama film ini.[2] Di film ini, ia beradu peran dengan aktor asal Belitung Rendy Ahmad yang mulai dikenal sejak bermain sebagai tokoh Arai dalam film Sang Pemimpi.
Dalam liputannya, Kompas TV menyebut film ini sebagai film penyemangat kaum difabel.[3] Sementara itu, Suara.com dalam ulasannya menyebutkan bahwa film ini mengungkapkan kontradiksi keseharian yang dialami para pekerja tuli: relasi kerja antara si tuli dengan majikan yang kerap melahirkan situasi tak menyenangkan. Dijelaskan tokoh utama film, “Toko Musik” merupakan film untuk menginspirasi teman-teman tuli dan teman dengar tentang cara berkomunikasi, serta mendorong teman-teman tuli agar bisa maju dan tidak takut jika tidak mendapat pekerjaan.[4]
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Seorang perempuan tuli bekerja di toko musik bertemu dengan pemain gitar yang ingin sekali memiliki gitar idamannya. Pertemuan ini kemudian menjadi sebuah gerbang komunikasi antara tuli dan dengar untuk meretas tembok hambatan di antara mereka.[5]
Produksi Film Inklusif
[sunting | sunting sumber]Bukan hanya melibatkan kaum tuli sebagai aktor, produksi film ini juga mencoba melibatkan anak muda tuli sebagai kru. Dalam artikel berjudul "Kerja Kompak Teman Tuli dan Teman Dengar untuk Toko Musik", disebutkan bahwa kru tuli yang terlibat adalah bagian tata rias (make up). Dijelaskan Wini Angraeni, produser film ini, walaupun dibantu juru bahasa isyarat namun setiap kru dengar dan tuli bisa saling belajar beradaptasi dengan berkomunikasi secara langsung.[6]
Penayangan Film
[sunting | sunting sumber]Roadshow
[sunting | sunting sumber]Film ini telah diputar keliling (roadshow) ke sejumlah sekolah luar biasa seperti SLBN 5 Jakarta, SLBN 01 Jakarta, SLB Budi Daya Jakarta Timur, dan SLB Pangudi Luhur; serta sejumlah komunitas seni seperti komunitas TrotoArt dan Studio Akar.[7]
Festival
[sunting | sunting sumber]- Official Selection, Festival Film 100% Manusia, 2018
- Official Selection, Festival Bebas Batas, 2018
Akses Film untuk Publik
[sunting | sunting sumber]Saat ini “Toko Musik” bisa ditonton secara gratis melalui platform digital untuk menonton film pendek secara online Viddsee [5]