Kota Sukabumi
Kota Sukabumi | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ |
Julukan: Kota Mochi | |
Motto: Reugreug pageuh répéh rapih (Sunda) Teguh, kukuh, damai, rukun | |
Koordinat: 6°55′55″S 106°55′07″E / 6.9320004°S 106.9185638°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Dasar hukum | Staatsblad 1914 no. 310-311 Pemerintahan Hindia Belanda |
Hari jadi | 01 April 1914 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Achmad Fahmi |
• Wakil Wali Kota | Andri Setiawan Hamami |
• Sekretaris Daerah | Dida Sembada |
• Ketua DPRD | Yunus Suhandi |
Luas | |
• Total | 48,33 km2 (18,66 sq mi) |
Ketinggian | 584 m (1,916 ft) |
Populasi (2021)[1] | |
• Total | 353.455 |
• Kepadatan | 7.313/km2 (18,940/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 95,62% Kristen 3,03% - Protestan 2,12% - Katolik 0,91% Buddha 0,91% Hindu 0,02% Lainnya 0,42%[2] |
• Bahasa | |
• IPM | 74,21 (2020) Tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 431xx |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62266 |
Pelat kendaraan | F xxxx S*/T* |
Kode Kemendagri | 32.72 |
Kode SNI 7657:2023 | SKB |
DAU | Rp523.911.846,00 (2020)[4] |
Situs web | www |
Sukabumi (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ) adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Barat, Indonesia dan merupakan enklave Kabupaten Sukabumi. Kota ini merupakan kota dengan luas wilayah urutan ketiga terkecil di Jawa Barat setelah Kota Cirebon dan Kota Cimahi, yakni 48,33 km² dengan jumlah penduduk 353.455 jiwa (2021).[1]
Sejarah
Dari Distrik Menjadi Gemeente (Kotapraja)
Kota Sukabumi merupakan suatu wilayah di Jawa Barat yang mengalami perkembangan pesat dibandingkan daerah lainnya. Pada awalnya Sukabumi adalah pemukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang yang merupakan bagian dari Afdeeling Tjiandjoer, Residentie Preanger (Regeerings Almanaks tahun 1872). Dalam catatan arsip Hindia Belanda, nama sukabumi pertama kali digunakan oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, seorang ahli bedah dan administratur perkebunan kopi dan teh yang berkebangsaan Belanda, beliau yang mengenalkan sukabumi ke dunia luar.
Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik berkembang menjadi gemeente (Kotapraja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun jalan raya pos oleh Daendels. Keberadaan perkebunan teh yang berada di Sukabumi menjadi faktor penarik penduduk di sekitar untuk datang ke Sukabumi. Mereka datang mengadu nasib untuk meningkatkan taraf hidupnya. Akhirnya Sukabumi tumbuh menjadi pusat perekonomian.
Penduduk yang berada di Sukabumi dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang tersebut dihasilkan oleh penduduk di pedalaman dan akan diperjualbelikan di pasar. Wilayah Sukabumi akhirnya tumbuh dengan sistem hukum dan berkembang ke arah kosmopolitan seperti yang dikemukakan Weber. Kondisi ini menjadikan pertimbangan Pemerintahan Hindia Belanda untuk membangun lintasan jalan kereta api yang menghubungkan Batavia dengan Sukabumi.
Jalur kereta api tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perkebunan teh yang memerlukan transportasi yang murah dan cepat untuk menjual hasil perkebunan ke pabrik ataupun kota. Dengan lintasan jalan kereta api ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin berkembang. Pemerintah Hindia Belanda juga membangun sejumlah irigasi untuk mengairi kegiatan pertanian di wilayah Sukabumi. Tidak kurang dari tujuh belas tangki air melintas di atas jalan raya yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur melalui Sukabumi.
Bangsa Eropa berlomba-lomba datang ke Sukabumi untuk berinventasi, hal itu di sebabkan karena banyaknya hal menarik yang dapat dikembangkan. Kehadiran dan komposisi penduduk Eropa membawa dampak besar dalam perubahan Sukabumi menjadi sebuah gemeente (kotapraja). Kebijakan desentralisasi dan perubahan pemerintahannegeri (bestuurshervorming) memberi ruang bagi mereka untuk menjadikan Sukabumi sebagai daerah otonom.[5]
Pembukaan Perkebunan
Sejarah Kota dan Kabupaten Sukabumi bermula dari pembukaan lahan perkebunan kopi di wilayah Priangan barat di masa pemerintahan kolonial VOC.[6][7] Karena besarnya permintaan akan komoditas kopi di Eropa, pada tahun 1709 Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck mulai membuka perkebunan kopi di daerah Tjibalagoeng (Bogor), Tjiandjoer, Djogdjogan, Pondok Kopo, dan Goenoeng Goeroeh.[8] Perkebunan kopi di kelima daerah ini lalu mengalami perluasan dan peningkatan di era pemerintahan Gubernur Jenderal Hendrick Zwaardecroon (1718-1725), di mana Bupati Tjiandjoer saat itu Wira Tanoe III mendapatkan perluasan wilayah dari Zwaardecroon dengan syarat adanya pembukaan ladang-ladang kopi baru di wilayah tersebut.[9][10]
Seiring waktu, kawasan sekitar perkebunan kopi di Goenoeng Goeroeh berkembang menjadi beberapa pemukiman kecil, salah-satunya adalah kampung Tjikole. Pada tahun 1776, Bupati Tjiandjoer Wiratanu VI membentuk Kepatihan Tjikole yang merupakan pendahulu dari Kabupaten Sukabumi saat ini. Kepatihan Tjikole terdiri dari enam distrik yaitu Distrik Goenoeng Parang, Tjimahi, Tjiheoelang, Tjitjoeroeg, Djampang Koelon, dan Djampang Tengah. Pusat kepatihannya berada di Tjikole, dikarenakan Tjikole dipandang memiliki lokasi yang sangat strategis untuk komunikasi antara Batavia dan Tjiandjoer yang saat itu merupakan ibu kota dari Karesidenan Priangan.
Penggunaan nama Soekaboemi
Nama "Soekaboemi" pertama kali digunakan pada tanggal 13 Januari 1815 dalam catatan arsip Hindia Belanda oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, seorang ahli bedah dan administratur perkebunan kopi dan teh berkebangsaan Belanda (Preanger Planter) yang membuka lahan perkebunan di Kepatihan Tjikole.
Dalam laporan surveynya, Andries de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai tempat ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat kepada temannya Nicolaus Engelhard[11] yang menjabat sebagai administrator Hindia Belanda,[12] di mana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada Thomas Stamford Raffles, Gubernur Hindia Belanda saat itu.
Terdapat dua pendapat mengenai asal nama Sukabumi yang digunakan oleh De Wilde. Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata Bahasa Sunda, yaitu Suka dan Bumen (Menetap) yang bermakna suatu kawasan yang disukai untuk menetap, dikarenakan iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata Bahasa Sanskerta, yaitu Suka (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) dan Bhumi (Bumi, Tanah) sehingga nama Sukabumi memiliki arti "Bumi yang disenangi" atau "Bumi yang disukai".
De Wilde sendiri lalu menjual kembali tanahnya di Soekaboemi kepada pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1823.[13] Lokasi strategis Soekaboemi di antara Batavia dan Bandoeng dan hasil buminya yang banyak menyumbang pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda merupakan faktor dibangunnya jalur kereta api dari Boeitenzorg ke Soekaboemi yang terhubung pada tahun 1882. Jalur yang dibangun oleh perusahaan Staatspoorwagen ini menjadi jantung distribusi dalam pengangkutan hasil bumi seperti teh, kopi, dan kina ke pelabuhan Tandjoeng Priok di Batavia.
Soekaboemi merupakan tempat percetakan surat kabar keturunan Tionghoa pertama di Indonesia yaitu Li Po pada tahun 1901 yang berbahasa Melayu-Mandarin.
Kotapraja Soekaboemi
Status Soekaboemi sebagai kota sendiri dimulai pada 1 April 1914, di mana pemerintahan Hindia Belanda meresmikan Soekaboemi sebagai Gemeente (Kotapraja) dikarenakan populasi bangsa Eropa yang berdomisili cukup signifikan. Tanggal 1 April dipilih untuk memperingati kemenangan kelompok Geuzen (leluhur bangsa Belanda) dalam merebut kota Brielle dari tangan Spanyol dalam Perang Delapan Puluh Tahun yang terjadi pada 1 April 1572. Pemerintahan kota Soekaboemi sendiri baru terbentuk di pada 1 Mei 1926, dengan burgemeester (wali kota) pertamanya George François Rambonnet.
Selama masa terbentuknya Kotapraja sampai ke pendudukan Jepang, terjadi pembangunan Soekaboemi Treinstation (Stasiun Sukabumi), Moskee te Soekaboemi (Masjid Agung), Pinkstergemeente (Gereja Pantekosta), Rooms-katholieke kerk (Gereja Katolik Santo Yoseph), Bethelkerk (Gereja Bethel), Bataksche kerk (HKBP Pasundan), Waterkrachtwerk Oebroeg (PLTA Ubrug), Onderstation Lemboersitoe (Gardu induk Lembursitu), dan Politieschool (Sekolah Pembentukan Perwira Polri).[14][15][16]
Menjelang akhir kekuasaan Hindia Belanda, Sukabumi menjadi tempat tujuan pengasingan bagi beberapa tokoh nasional Indonesia seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Pernah juga diadakan pertemuan diplomatik antara Ichizo Kobayashi sebagai perwakilan dari Jepang dengan Hubertus Johannes van Mook pada Oktober 1940 yang membahas mengenai kerja sama dagang antara Jepang dan Hindia Belanda.[17]
Soekaboemi di era pendudukan Jepang
Di pertengahan masa Perang Dunia Kedua, Kekaisaran Jepang melancarkan serangan ke Hindia Belanda pada 8 Desember 1941, di mana Soekaboemi jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 7 Maret 1942. Di masa pendudukan Jepang, Soekaboemi menjadi tempat pertemuan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir dengan perwakilan Jepang untuk membahas mengenai masa depan Hindia Belanda, namun keduanya malah mendapatkan status sebagai tahanan kota. Soekaboemi juga menjadi salah-satu tempat penahanan tawanan perang dari Amerika Serikat dan Australia di Indonesia.[18][19]
Geografi
Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat serta bagian barat daya dari wilayah Priangan pada koordinat 106° 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106° 45’ 10’’ Bujur Timur, 6° 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6° 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 °C.
Kota ini terletak 120 km sebelah selatan Jakarta dan 96 km sebelah barat Bandung, dan wilayahnya berada di sekitar timur laut wilayah Kabupaten Sukabumi serta secara administratif wilayah kota ini seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi. Kota Sukabumi secara budaya merupakan bagian dari wilayah Priangan Barat.
Pemerintahan
Wilayah Kota Sukabumi berdasarkan PP No. 3 Tahun 1995 adalah 48,423 km² yang terbagi dalam 5 kecamatan dan 33 kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 27 September 2000, wilayah administrasi Kota Sukabumi mengalami pemekaran menjadi 7 kecamatan dengan 33 kelurahan. Kecamatan Baros dimekarkan menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu, Kecamatan Baros, dan Kecamatan Cibeureum. Pada tahun 2010 Kota Sukabumi terdiri dari 7 kecamatan, meliputi 33 kelurahan, 350 RW, dan 1.521 RT.
Wali Kota
Kota Sukabumi dipimpin oleh seorang wali kota yang dipilih langsung setiap 5 tahun sekali. Dalam menjalankan pemerintahan wali kota dibantu oleh wakil wali kota, para staf ahli dan berbagai perangkat seperti sekretariat daerah, badan-badan serta dinas-dinas. Saat ini Kota Sukabumi dipimpin oleh Achmad Fahmi sebagai wali kota dan Andri Setiawan Hamami sebagai wakil wali kota yang menjabat di masa periode 2018-2023.[20] Berikut ini adalah daftar wali kota Sukabumi dari masa ke masa.[21]
No | Wali Kota | Awal menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Mr. George François Rambonnet |
1926 | 1933 | 1 | ||||
2 | Dr. Albert Leonard Anihenie Van Unen | 1934 | 1939 | 2 | ||||
3 | Mr. Willem Johannes Philippus van Waning | 1939 | 1942 | 3 | ||||
4 | Rd. Rangga Adiwikarta(Pejabat) | 1942 | 1942 | 4 | ||||
5 | Rd. Abas Wilagosomantri (Pejabat) |
1942 | 1943 | 5 | ||||
- | Mr. Rd. Syamsudin (Ditunjuk sesudah keluar dari Chuo Sangi in) |
1943 | 1945 | |||||
6 | Mr. Raden Syamsudin |
1945 | 1946 | 6 | ||||
7 | Raden Mamur Soeria Hoedaja | 1946 | 1948 | 7 | ||||
8 | Raden Ebo Adinegara | 1948 | 1950 | 8 | ||||
— | Raden Widjaja Soerija (Pejabat) |
1950 | 1950 | |||||
10 | Raden S. Affandi Kartadjoemena | 1950 | 1952 | 9 | ||||
11 | Raden Soebandi Prawiranata | 1952 | 1959 | 10 | ||||
12 | Mochamad Soelaeman | 1959 | 1960 | 11 | ||||
13 | Raden Soewala | 1960 | 1963 | 12 | ||||
— | Raden Semeru (Penjabat) |
1963 | 1963 | |||||
14 | Drs. Achmad Darmawan Adi |
1963 | 1966 | 13 | ||||
— | Raden Bidin Suryagunawan (Penjabat) |
1966 | 1966 | |||||
15 | Saleh Wiradikarta S.H. |
1966 | 1978 | 14 | ||||
16 | Soejoed | 1978 | 1988 | 15 | ||||
16 | ||||||||
17 | H. Zaenudin Mulaebary S.H. |
1988 | 1993 | 17 | ||||
18 | H. Udin Koswara S.H. |
1993 | 1997 | 18 | ||||
— | R. Nuriana (Penjabat Sementara) |
1997 | 1998 | |||||
— | Dra. Hj. Molly Mulyahati Djubaedi M.Sc. (l. 1954) |
1998 | 1998 | |||||
19 | 1998 | 2003 | 19 | |||||
20 | H. Mokh. Muslikh Abdussyukur S.H., M.Si. (l. 1947) |
2003 | 2013 | 20 | ||||
21 | ||||||||
21 | H. Mohamad Muraz S.H., MM. (l. 1956) |
2013 | 2018 | 22 | Achmad Fahmi | |||
22 | H. Achmad Fahmi S.Ag., M.Pd. (l. 1974) |
20 September 2018 | 20 September 2023 | 23 | Andri Setiawan Hamami | |||
— | Drs. Kusmana Hartadji M.M. (Penjabat) |
20 September 2023 | Petahana | — | [22] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Sukabumi dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[23] | 2019–2024[24] | 2024–2029[25] | ||
PKB | 1 | 0 | 2 | |
Gerindra | 4 | 6 | 4 | |
PDI-P | 6 | 4 | 4 | |
Golkar | 6 | 6 | 4 | |
NasDem | 1 | 3 | 3 | |
PKS | 3 | 5 | 8 | |
Hanura | 4 | 1 | 1 | |
PAN | 3 | 3 | 3 | |
Demokrat | 4 | 5 | 3 | |
PPP | 3 | 2 | 3 | |
Jumlah Anggota | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 10 |
Kecamatan
Kota Sukabumi memiliki 7 kecamatan dan 33 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 334.033 jiwa dengan luas wilayah 48,25 km² dan sebaran penduduk 6.923 jiwa/km².[26][27]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Sukabumi, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[28] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|
32.72.05 | Baros | 43166-43167 | 4 | |
32.72.07 | Cibeureum | 43162-43165 | 4 | |
32.72.02 | Cikole | 43111-43116 | 6 | |
32.72.03 | Citamiang | 43141-43145 | 5 | |
32.72.01 | Gunungpuyuh | 43121-43124 | 4 | |
32.72.06 | Lembursitu | 43168 | 5 | |
32.72.04 | Warudoyong | 43131-43135 | 5 | |
TOTAL | 33 |
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi pada Tahun 2010 5.733 orang yang terdiri dari Golongan I 213 orang, Golongan II 1.630 orang, Golongan III 2.209 orang, dan Golongan IV 1.681 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan S3 3 orang, S2 205 orang, S1 2.070 Orang, DIV 21 Orang, DIII/DII/DI 1.496 orang, SMA 1.584 orang, SMP 183 orang, dan SD 171 orang.
Jumlah Keputusan DPRD Kota Sukabumi pada tahun 2009/2010, berdasarkan surat Keputusan Pimpinan DPRD sebanyak 9, sedangkan Surat Keputusan Dewan (DPRD) sebanyak 23.
Perubahan Nama Pemerintahan
No | Nama Pemerintahan | Keterangan |
---|---|---|
1 | Gemeente Soekaboemi | Staatsblad (Berita negara) 1914 no. 310-311 Tahun 1914-1942 |
2 | Soekaboemi SHI | Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 |
3 | Kota Kecil Sukabumi | UU No. 17 Tahun 1950 |
4 | Kota praja Sukabumi | UU No. 1 Tahun 1957 |
5 | Kota madya Sukabumi | UU No. 18 Tahun 1965 |
6 | Kota madya Daerah Tingkat II Sukabumi | UU No. 5 Tahun 1974 |
7 | Kota Sukabumi | UU No. 22 tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2003 |
Arti Lambang Kota
Kependudukan
Perkembangan penduduk di Kota Sukabumi selama periode 1998-2002 terus meningkat, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,75 %.[29]
Tahun | Jumlah penduduk[29][30] |
---|---|
2021 | 353.455 |
2018 | 340.756 |
2015 | 318.117 |
2010 | 298.681 |
2005 | 280.373 |
2000 | 252.420 |
1999 | 242.976 |
1998 | 241.396 |
Ketenagakerjaan
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi tercatat bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2010 mencapai 8.699 orang, yang terdiri dari 4.129 pencari kerja laki-laki dan 4.570 perempuan. Sedangkan pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 2.014 orang. Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan menurut tingkat pendidikan di Kota Sukabumi tahun 2010 meliputi lulusan SMP 510 orang, lulusan SMA 967 orang, lulusan jenjang Diploma 155 orang, dan Sarjana 123 orang.
Perekonomian
Jika dilihat dari kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Sukabumi masih relatif kecil yaitu berada di bawah 20 persen setiap tahunnya.[31]
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kota Sukabumi pada tahun 2010, diketahui bahwa perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan sebesar 7,67 % yaitu dari 4.899 perusahaan pada tahun 2009 menjadi 5.275 perusahaan pada tahun 2010. Dari sebanyak 5.275 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut terdiri dari 154 perusahaan besar, 519 perusahaan menengah dan 4.602 perusahaan kecil.
Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 32,35 % dibanding tahun 2009. Dari sejumlah 366 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 50 perusahaan berbentuk badan usaha PT, 8 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197 perusahaan berbentuk PO dan ada 1 perusahaan berbentuk BUL.
Kegiatan perhotelan di Kota Sukabumi dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu yang menginap. Pada tahun 2010 jumlah perusahaan akomodasi di Kota Sukabumi sebanyak 33 buah yang terdiri dari 598 kamar dan 875 tempat tidur.
Sementara itu banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2010 sebanyak 107.679 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 2.794 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 104.885 orang. Jumlah tamu yang menginap tersebut 35,54% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang berjumlah 38.275 orang. Jika dilihat per kecamatan, dapat diketahui bahwa tamu yang menginap di hotel, masih didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, yaitu mencapai 68.94%. Hal ini dimungkinkan karena wilayah Kecamatan Cikole berada di pusat Kota Sukabumi.
Sedangkan kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara keseluruhan hanya tercatat 2 objek wisata, 47 penginapan remaja, 6 kolam renang serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi biliar, golf, karaoke, dan ketangkasan.
Pendidikan
Di kota ini telah berdiri beberapa perguruan tinggi di antaranya STIE Penguji sebagai perguruan tinggi tertua di Sukabumi, lalu Politeknik Sukabumi, Politeknik BBC, Universitas Muhammadyah Sukabumi (UMMI), Institut Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI), Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra (STT NSP), AMIK CBI, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), STMIK PASIM, STIE PASIM, STIKES Sukabumi, STAI Al_Masturiyah, STAI Darusalam, STISIP Widyapuri Mandiri, STISIP Syamsul Ulum, STIE PGRI, STKIP PGRI, STAI Sukabumi, STAI Syamsul 'Ulum, STIBA Arayyah, STH Pasundan juga sekolah lanjutan yang berbasis pendidikan Islam yaitu MA Baiturrahman.
Pada tahun 2010 di Kota Sukabumi terdapat 56 Taman Kanak-Kanak, 123 Sekolah Dasar, 35 SMP, 16 SMA, dan 21 SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta. Sementara itu murid yang tertampung di TK pada tahun 2010/2011 sebanyak 2.648 siswa, murid SD sebanyak 33.785 siswa, murid SMP negeri sebanyak 11.174 siswa, murid SMP swasta sebanyak 3.086 siswa, murid SMA negeri dan swasta sebanyak 7.858 siswa dan sebanyak 10.999 murid SMK negeri dan swasta.
Kesehatan
Nama Rumah Sakit | Alamat |
---|---|
RSUD R. Syamsudin, SH | Jalan Rumah Sakit No. 01, Kec. Cikole, Kota Sukabumi 43111 |
RSUD Al-Mulk | Jalan Pelabuhan II, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi 43169 |
Rumah Sakit Islam Assyifa | Jalan Jenderal Sudirman No. 3, Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi 43123 |
Rumah Sakit Kartika Kasih | Jalan A. Yani No. 18 A, Kec. Warudoyong, Kota Sukabumi 43131 |
Rumah Sakit Ridogalih | Jalan Gudang No. 24, Kec. Cikole, Kota Sukabumi 43113 |
Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa | Jalan Aminta Azmali Trip No. 59A, Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi 43121 |
Transportasi Umum
- KA Pangrango
- KA Siliwangi
- Angkutan Kota Wilayah Kota Sukabumi dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Sukabumi dengan Kota Bogor.
Stasiun
Kota Sukabumi memiliki 1 stasiun KA Pangrango dan KA Siliwangi yang masih beroperasi, diantaranya:
Catatan
Untuk jalur kereta api, Kota Sukabumi dilalui oleh Jalur KA Manggarai-Padalarang.
Media
Televisi
Analog
Stasiun analog (PAL) beroperasi hingga 2022.[32]
Kanal
(UHF) |
Signal | Nama | Nama Perusahaan | Jaringan | Pemilik |
---|---|---|---|---|---|
22 | 479.25 MHz | RTV Sukabumi | PT Nirwana Cipta Abadi | RTV | Rajawali Corpora |
24 | 495.25 MHz | RCTI Network Jawa Barat | PT RCTI Satu | RCTI | Media Nusantara Citra |
26 | 511.25 MHz | MNCTV | |||
28 | 527.25 MHz | iNews Sukabumi | PT Atiga Televisi Cianjur | INews | |
30 | 543.25 MHz | Kompas TV Sukabumi | PT Andalan Utama Sukabumi | Kompas TV | KG Media |
32 | 559.25 MHz | MGSTV | PT Dian Televisi Putra Pertama | Independen | Megaswara Media |
42 | 639.25 MHz | Trans TV Sukabumi | PT Trans TV Sukabumi Mamuju | Trans TV | Trans Media |
44 | 655.25 MHz | Trans7 Sukabumi | PT Trans7 Tanah Datar Sukabumi | Trans7 | |
46 | 671.25 MHz | GTV Sukabumi | PT GTV Sukabumi | GTV | Media Nusantara Citra |
60 | 783.25 MHz | Subi TV (Off air) | PT Sukabumi Televisi Utama | JPM | Grup Jawa Pos |
Digital
Meliputi Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.
Kanal (UHF) | Frekuensi | Multipleksing | Virtual | Kualitas Gambar | Logo | Nama | Nama Perusahaan | Jaringan | Pemilik |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
29 | 538 MHz | TVRI Puncak Surangga / TVRI Gunung Walat | 1 | HD | TVRI | LPP TVRI Stasiun Jawa Barat | TVRI | LPP Televisi Republik Indonesia | |
2 | TVRI Jawa Barat | ||||||||
3 | TVRI World | ||||||||
4 | TVRI Sport | ||||||||
32 | 562 MHz | MetroTV Sukabumi | 22 | MetroTV Jawa Barat | PT Media Televisi Bandung | MetroTV | Media Group | ||
100 | SD | Nusantara TV Sukabumi (Magna Channel Jawa Barat)[a] | PT Nusantara Media Mandiri Parahyangan | Nusantara TV | NT Corp | ||||
101 | HD | BN Channel | BN Channel | Media Group | |||||
MGSTV | PT Dian Televisi Putra Pertama | Independen | Megaswara Media | ||||||
SD | Sembada TV | PT Sembada Media Televisi | AKTV | STTV | |||||
Garuda TV Sukabumi | PT Sukabumi Televisi Utama | Garuda TV | Digdaya Media Nusantara | ||||||
35 | 586 MHz | antv Sukabumi | 26 | HD | antv Sukabumi | antv | Visi Media Asia | ||
27 | tvOne Sukabumi | PT Lativi Media Karya Sukabumi dan Jember | tvOne | ||||||
37 | VTV Sukabumi | PT Viva Sport Indonesia 4 | VTV | ||||||
38 | 610 MHz | Indosiar Sukabumi | 24 | Indosiar Sukabumi | PT Indosiar Bandung Televisi | Indosiar | Surya Citra Media | ||
23 | SCTV Sukabumi | PT Surya Citra Mediatama | SCTV | ||||||
35 | Moji | Moji | |||||||
36 | Mentari TV | Mentari TV | |||||||
125 | SD | Kompas TV Sukabumi | PT Andalan Utama Sukabumi | Kompas TV | KG Media | ||||
41 | 634 MHz | RCTI Sukabumi / RCTI Pelabuhanratu | 28 | HD | RCTI Network Jawa Barat | PT RCTI Satu | RCTI | MNC Media | |
29 | MNCTV Jawa Barat | PT TPI Satu | MNCTV | ||||||
30 | GTV Sukabumi | PT GTV Sukabumi | GTV | ||||||
31 | iNews Sukabumi | PT Atiga Televisi Cianjur | iNews | ||||||
32 | SD | RTV Sukabumi | PT Nirwana Cipta Abadi | RTV | Rajawali Corpora | ||||
44 | 658 MHz | Trans TV Sukabumi | 20 | HD | Trans TV Sukabumi | PT Trans TV Sukabumi Mamuju | Trans TV | Trans Media | |
21 | Trans7 Sukabumi | PT Trans7 Tanah Datar Sukabumi | Trans7 | ||||||
40 | CNN Indonesia | CNN Indonesia | |||||||
41 | CNBC Indonesia | CNBC Indonesia |
Catatan:
- ^ Nusantara TV di Sukabumi bersiaran 24/7 tanpa ada sisa alokasi relai Magna Channel. Sementara Magna Channel hanya tampil sebagai logo on-air.
Radio
- Galaxy Radio 101.4 FM
- Radio Airlangga 99.0 FM
- Radio Elmitra 95.0 FM
- Radio Fortuna 90.7 FM
- Radio Kiwari 94.7 FM
- Radio Megaswara Sukabumi 96.00 FM
- Radio Menara 105.7 FM
- Radio NBS 92.3 FM
- Radio Rama 104.1 FM
- Radio Salam 97.4 FM
- Radio Trijaya 103.2 FM
- Radio Swara Perintis Kota Sukabumi 99.9 FM
Perbankan
- Bank Mandiri
- Bank Mega
- Bank NISP
- Bank Panin
- Bank Pundi
- BJB
- BNI
- BRI
- Permata Bank
- Bank Syariah Indonesia
Kuliner
Beberapa kuliner khas kota Sukabumi di antaranya adalah Nasi uduk ungu,[33] mochi, roti priangan tradisional,[34] bubur ayam sukabumi, bolu pisang, bandros, surabi, dan soto mie.
Tokoh
Beberapa tokoh yang berasal dari kota Sukabumi di antaranya mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Memperindag Rahardi Ramelan, Pangkostrad Djaja Suparman, pecatur Herman Suradiradja, Pebulutangkis Berry Anggriawan, Penyanyi Desy Ratnasari, Shanty, Purie Andriani (Puri Mahadewi) ANGGI, dan Syahrini, komedian Aom Kusman dan Omesh, pemeran wanita Happy Salma, Lania Fira dan Herfiza Novianti, pelawak Yan Asmi, musisi Rere Reza dan pencipta lagu anak-anak Ibu Sud. Kelompok musik yang berasal dari Sukabumi di antaranya Vagetoz, artis dan penari Wina Zulfiana
Rujukan
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 3 Agustus 2021.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Sukabumi". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 9 September 2020.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Agustus 2021.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 3 Agustus 2021.
- ^ Nugraha Setia. 2017. Kota Sukabumi: Dari Distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Jurnal Patanjala. 9(3): 423-438
- ^ Beekman, E. M. (1988). Fugitive Dreams: An Anthology of Dutch Colonial Literature. University of Massachusetts Press. hlm. 90. ISBN 0870235753.
- ^ Brommer, Bea (2015). To My Dear Pieternelletje:Grandfather and Granddaughter in VOC Time, 1710-1720. Leiden: Brill. hlm. 19. ISBN 9789004293328.
- ^ Danasasmita, Saleh (1983). Sejarah Bogor, Volume 1. Bogor: Pemerintah Daerah Kotamadya DT II Bogor. hlm. 85.
- ^ Klaveren, N. A. (1983). The Dutch Colonial System in the East Indies. Springer. hlm. 60. ISBN 9789401768481.
- ^ Kumar, Ann (1997). Java and Modern Europe: Ambiguous Encounters. Routledge. hlm. 292. ISBN 1138863149.
- ^ Breman, Jan (2014). Keuntungan Kolonial Dari Kerja Paksa: Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1920-1870. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 129. ISBN 9789794618745.
- ^ Inventaris van de collectie Engelhard 1750-1832
- ^ Klaveren, N. A. (1983). The Dutch Colonial System in the East Indies. Springer. hlm. 103. ISBN 9789401768481.
- ^ Paulus, Jozias (1989). Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië.
- ^ Van Diessen, J. R. (1998). Stedenatlas Nederlands-Indië. Asia Maior. hlm. 9. ISBN 9789074861120.
- ^ Ligthart, Th (1926). De Indische bodem. Volkslectuur. hlm. 174.
- ^ Mook, Hubertus Johannes (1944). The Netherlands Indies and Japan: Battle on Paper, 1940-1941. W. W. Norton, Incorporated.
- ^ Spiller, Harry (2009). American POWs in World War II: Twelve Personal Accounts of Captivity by Germany and Japan. McFarland. hlm. 182. ISBN 9780786453733.
- ^ De Jong, Louis (2003). The Collapse of a Colonial Society (Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde). University of Washington Press. hlm. 91. ISBN 9789067182034.
- ^ "Profil – Portal Resmi Kota Sukabumi". Diakses tanggal 2019-03-18.
- ^ "Sejarah Kota Sukabumi – Portal Kota Sukabumi". portal.sukabumikota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28.
- ^ "Pj Gubernur Jabar Resmi Lantik Kusmana Hartadji Sebagai Pj Wali Kota Sukabumi". Pemerintah Kota Sukabumi. 20 September 2023. Diakses tanggal 20 September 2023.
- ^ Inilah.com: Anggota DPRD Kota Sukabumi dilantik[pranala nonaktif permanen], diakses 26 Juli 2015
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Sukabumi 2019-2024
- ^ "KPU Kota Sukabumi Telah Menetapkan Anggota DPRD Terpilih dan Perolehan Kursi Partai Politik Hasil Pemilu Serentak". Pemerintah Kota Sukabumi. 03-05-2024. Diakses tanggal 24-05-2024.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Sukabumi
- ^ a b http://www.sukabumikota.go.id BAB II Perkembangan Kota Sukabumi
- ^ "Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi". sukabumikota.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-26. Diakses tanggal 2017-04-25.
- ^ http://www.sukabumikota.go.id BAB IV Program dan kegiatan Strategis
- ^ "Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 11/2021 tentang Perubahan atas Permenkominfo 6/2021". Kemenkominfo. Diakses tanggal 16 Agustus 2021.
- ^ "Nasi uduk ungu dijadikan ikon Kota Sukabumi", Antara
- ^ "Kuliner ala Kota Sukabumi", Pikiran Rakyat
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi