Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu
Darma Ayu | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ |
• Aksara Sunda | ᮄᮔ᮪ᮓᮢᮙᮚᮥ |
• Bentuk nonformal Indramayuan | Dermayu |
Julukan: Kota Mangga | |
Motto: Mulih harja (Jawa) Kelak menjadi makmur | |
Koordinat: 6°19′37″S 108°19′20″E / 6.3269°S 108.3222°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 7 Oktober 1527 |
Ibu kota | Indramayu |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hj. Nina Agustina, S.H., M.H., C.R.A. |
• Wakil Bupati | "Lowong" |
Luas | |
• Total | 2.090,00 km2 (806,95 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.871.149 |
• Kepadatan | 917,23/km2 (2,375,6/sq mi) |
Demonim | Dermayon |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia Jawa Indramayu Sunda (Indramayu dan Priangan) |
• IPM | 67,29 (2020) 66,97 (2019) ( Sedang )[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0234 |
Pelat kendaraan | E xxxx P**/Q*/R*/S*/T* |
Kode Kemendagri | 32.12 |
DAU | Rp 1.436.727.549.000,00- (2020)[3] |
Semboyan daerah | Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur, Hebat dan Kuat) |
Situs web | www |
Kabupaten Indramayu (Hanacaraka: ꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ; Hanzi: 德馬尤, aksara Sunda: ᮄᮔ᮪ᮓᮢᮙᮚᮥ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Indramayu. Nama Indramayu berasal dari nama lama yaitu Dermayu.
Latar belakang
Kesultanan Dermayu dikenal juga dengan sebutan Dermayu adalah nama lama dari Indramayu. Kesultanan Dermayu didirikan oleh Raden Abdul Ali Wirakusuma atau mantan Laksamana Wira Hwang Liong Samudra (wiralodra) pada tahun 1478[4][5].
Raden Abdul Ali Wirakusuma lahir di desa Banyu Urip Surabaya sekitar tahun 1422 atau abad ke-15 dari pernikahan Raden Jaka Pa Kung dengan Dwi Warda. Pada usia remaja Raden Abdul Ali Wirakusuma dikenal juga dengan nama Raden Jaka Abdullah.
Raden Abdul Ali Wirakusuma bersama keluarganya pindah ke desa Banyu Biru Lowayu Giri (Gresik), dikarenakan ayahnya yaitu Raden Jaka Pa Kung (Sunan Gunung) mendirikan Padepokan ajaran agama Islam di Giri (gunung Gresik).
Sejak usia remaja, Raden Abdul Ali Wirakusuma sudah mahir dalam ilmu ajaran agama Islam yang dididik oleh ayahnya yaitu Raden Jaka Pa Kung di Giri atau Gunung di Gresik, Jawa Timur.
Pada usia cukup dewasa, Raden Abdul Ali Wirakusuma atau Jaka Abdullah diperintah oleh ayahnya untuk pergi ke barat di desa Bondan Gumi Hwang untuk berguru kepada Sek Ko Po atau Syeikh Dzatul Khafi di dekat Kali Bengawan Gumi Hwang (sukagumiwang Indramayu).
Termasuk juga diperintah oleh ayahnya untuk pergi ke Padepokan Lemah Abang di Tanjung Pura (Karawang) untuk berguru kepada Sek Tan Go Hwat atau Syeikh Tang Go Hwat dan Sek Kuro atau Syeikh Quro.
Setelah lama di Lemah Abang Tanjung Pura Karawang, Syeikh Tang Go Hwat menikahkan putrinya yang bernama Xiu Eng Tan atau dikenal dengan nama Nyi Endang dengan Raden Abdul Ali Wirakusuma atau Jaka Abdullah.
Raden Abdul Ali Wirakusuma bersama Xiu Eng Tan pindah ke Kerajaan Palembang, Sumatera Selatan. Tujuannya adalah untuk menggantikan kakeknya yaitu seorang Laksamana Perwira Perang Angkatan Laut Kerajaan Palembang yaitu Xiao erJing atau Sie Jinqing.
Hal ini dikarenakan Ibu Raden Abdul Ali Wirakusuma atau Jaka Abdullah yang bernama Dwi Warda adalah putri dari Laksamana Xiao erJing atau Sie Jinqing seorang Tionghoa Muslim mantan Laksamana Angkatan Laut utusan Zheng Ho di Asia Tenggara.
Raja Palembang ke-7 Zheng Quan Long (Lebar Daun) mengangkat Raden Abdul Ali Wirakusuma atau Jaka Abdullah menjadi Laksamana Wira Hwang Liong Samudra atau disingkat Wiralodra.
Gelar Tiongkoknya memiliki arti, yang mana kata Wira merujuk pada jabatanya sebagai seorang Laksamana atau Perwira Perang Angkatan Laut Kerajaan Palembang sebelum mendirikan Kesultanan Dermayu.
Kata Hwang dapat diartikan sebagai Berlian dan kata Liong adalah Naga, sedangkan kata Lodra adalah gabungan dari kata Liong Samudra. Dalam maksud yang sebenarnya Wira Hwang Liong Samudra adalah Perwira Naga Berlian Samudra atau Perwira Naga Samudra.
Raden Wira Hwang Liong Samudra (Wiralodra) menjadi Laksamana Perang Angkatan Laut Kerajaan Palembang yang dituankan oleh beberapa armada di Asia dan ini menjadi modal awal bagi Wiralodra untuk menjelajahi Asia dan Kepulauan Nusantara.
Selama menjadi Laksamana Perang Angkatan Laut yang mengabdikan diri ke Kerajan Palembang, yang bekerja sebagai pelindung karavan kapal dagang milik penduduk Kerajaan Palembang, perdagangan laut dan perdagangan darat Kerajaan Palembang dapat bangkit dari stagnasi panjang semenjak kedudukan Kerajaan Majapahit di Palembang atau sejak Pangeran Aria Damar berkuasa sekitar tahun 1339-1343 dan Palembang berdiri kembali menjadi Kerajaan setelah kerja sama dagang dan kepemerintahan dengan Tiongkok.
Raja Palembang Zheng Quan Long adalah seorang Tionghoa Muslim yang juga pernah menjadi bagian dari armada Laksamana Zheng Ho di Asia. Kebangkitan perdagangan laut dan darat Kerajaan Palembang membuat Raja Zheng Quan Long menikahkan putrinya yang bernama Xin Qian Liu dengan Laksamana Wira Hwang Liong Samudra atau Wiralodra.
Setelah pernikahaan putrinya, Raja Zheng Quan Long memberikan warisan wilayah Kerajaan Palembang di pesisir utara Jawa kepada Raden Wiralodra atau Jaka Abdullah. Xin Qian Liu dikenal juga dengan nama Nyi Mas Ratu Sindang Ayu dan Xiu Eng Tan dikenal juga dengan nama Nyi Mas Ratu Endang.
Dari pernikahaan Raden Wiralodra dengan Xiu Eng Tan menurunkan putra bernama Raden Abdul Qin San dan dari pernikahan Raden Wiralodra dengan Xiu Eng Tan menurunkan putra bernama Raden Pa Kung Tan Qin Abdullah.
Kedua putranya dilahirkan di Kerajaan Palembang. Pada tahun 1478 Negeri Kesultanan Dermayu didirikan dan keluarganya pindah ke Jawa atau di Indramayu. Setelah pendirian Kesultanan Dermayu terdapat 23 Pangeran Senopati yang perintah oleh Raja Palembang Zheng Quan Long untuk menjadi Perwira Perang Angkatan Laut Kesultanan Dermayu tahun 1475.
Dari 23 Pangeran Senopati Palembang salah satunya terdapat dari Jambi, Pagaruyung, Banyuasin, Enim, Lahat, Singkawang, Gowa, Fujian Tiongkok dan juga 23 Pangeran Senopati Palembang ini dikebumikan di Bong Xin Qian Liu atau di Pemakaman Sindang Indramayu dengan nama Makam Selawe.
Makam Selawe dinamainya karena terdapat 25 Makam, hal ini dikarenakan 2 Istri Sulthonul Abdul Ali Wirakusuma atau Wiralodra juga ikut dikebumikan pada Pemakaman Sindang sehingga jumlahnya menjadi 25 Makam.
Dermayu secara sah berbentuk Kerajaan Islam Dermayu pada 27 Oktober 1527 atas dasar penelitian yang dilakukan oleh Sejarawan Indramayu Mayor Dasuki tahun 1977, karena runtuhnya Kerajaan Majapahit terjadi di tahun 1527.
Nama Dermayu berasal dari dua kata, kata Derma adalah kependekan dari kata Dermaga yang artinya Pelabuhan, sedangkan kata Ayu berasal dari kependekan kata Rahayu yang artinya Tentram atau Damai. Dalam maksud ini adalah Pelabuhan tentram atau damai.
Namun hal itu bukan hanya tentang Pelabuhan, melainkan juga tentang masuknya ajaran agama Islam ke daerah ini (Indramayu) tidak terdapat penolakan keras (perang) dari penduduk Indramayu, sehingga daerah ini dijuluki daerah Ayu atau Kerahayuan yang artinya ketentraman atau kedamaian.
Sedangkan Indramayu adalah bentuk Karesidenan[6] yang berdiri pada tahun 1890 oleh Raden Ali Jalari yang bergelar Sultan Purbadinegara I. Ini terjadi pasca Kerajaan Dermayu runtuh ditahun 1812 dan dibangkitkan kembali oleh Raden Ali Jalari atau Sultan Purbadinegara I tahun 1890 dan setelahnya Raden Rolat yang bergelar Sultan Purbadinegara II menjabat.
Geografi
Secara geografis, Kabupaten Indramayu berada pada 107"51'-108"36' Bujur Timur dan 6"15'–6"40' Lintang Selatan. Wilayahnya terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kabupaten Indramayu berjarak sekitar 52 Km barat laut Kota Cirebon, 144 Km dari Kota Bandung melalui Sumedang serta 205 Km dari Jakarta ke arah timur. Seluruh wilayahnya merupakan dataran rendah hingga pesisir. Ada sebagian daerah yang memiliki perbukitan terutama di perbatasan Kabupaten Sumedang yaitu Dusun Ciwado Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Indramayu. Dan sebagian wilayah Sanca, Kecamatan Gantar
Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut:[7]
Utara | Laut Jawa |
Timur | Laut Jawa |
Selatan | Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang |
Barat | Kabupaten Subang |
Iklim
Wilayah kabupaten Indramayu beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua pola musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan biasanya berlangsung sejak bulan Desember hingga bulan Maret. Musim kemarau berlangsung pada bulan Mei hingga bulan Oktober. Rata-rata curah hujan di wilayah kabupaten Indramayu adalah 1300–1800 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–140 hari hujan per tahun. Oleh karena wilayahnya yang berada di pesisir pantai, suhu rata-rata tahunan wilayah ini cukup tinggi yaitu berkisar antara 23°–32 °C. Tingkat kelembapan di sebagian besar wilayah kabupaten Indramayu berkisar antara 70–85% per tahunnya.[8]
Data iklim Indramayu, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31.2 (88.2) |
31.8 (89.2) |
32.5 (90.5) |
32.6 (90.7) |
32.1 (89.8) |
32.1 (89.8) |
32.5 (90.5) |
32.9 (91.2) |
33.1 (91.6) |
33 (91) |
31.8 (89.2) |
32.19 (89.92) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.6 (79.9) |
26.7 (80.1) |
26.8 (80.2) |
27.3 (81.1) |
27.6 (81.7) |
27.3 (81.1) |
27.5 (81.5) |
27.6 (81.7) |
28.1 (82.6) |
28.2 (82.8) |
27.8 (82) |
27.1 (80.8) |
27.38 (81.29) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.8 (73) |
22.8 (73) |
23 (73) |
23.2 (73.8) |
23.1 (73.6) |
22.3 (72.1) |
21.8 (71.2) |
22.7 (72.9) |
23.3 (73.9) |
23.7 (74.7) |
24 (75) |
23.8 (74.8) |
23.04 (73.42) |
Presipitasi mm (inci) | 296 (11.65) |
256 (10.08) |
182 (7.17) |
165 (6.5) |
94 (3.7) |
59 (2.32) |
32 (1.26) |
11 (0.43) |
24 (0.94) |
70 (2.76) |
163 (6.42) |
215 (8.46) |
1.567 (61,69) |
Rata-rata hari hujan | 13 | 13 | 10 | 9 | 6 | 4 | 2 | 1 | 1 | 4 | 9 | 11 | 83 |
% kelembapan | 85 | 84 | 83 | 80 | 78 | 75 | 71 | 67 | 68 | 70 | 76 | 81 | 76.5 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 169 | 172 | 207 | 252 | 268 | 259 | 294 | 300 | 298 | 270 | 225 | 194 | 2.908 |
Sumber #1: Climate-Data.org[9] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[10] & Weatherbase[11] |
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Wakil Bupati | ket | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Raden Singalodra (Wiralodra I) | 1 | [ket. 1] | |||||
2 | Raden Wirapati (Wiralodra II) | 2 | ||||||
3 | Raden Sawedi (Wiralodra III) | 3 | ||||||
4 | Raden Banggala (Wiralodra IV) | 4 | ||||||
5 | Raden Banggali (Wiralodra V) | 5 | ||||||
6 | Raden Samaun (Wiralodra VI) | 6 | ||||||
7 | Raden Krestal | 7 | ||||||
8 | Raden Warngali | 8 | ||||||
9 | Raden Wiradibrata I | 9 | ||||||
10 | Raden T. Suranenggala | 10 | ||||||
11 | Raden Djalari (Purbadi Negara I) | 1890 | 1900 | 11 | ||||
12 | Raden Rolat (Purbadi Negara II) | 1900 | 1917 | 12 | ||||
13 | Raden Sosrowardjoyo | 1917 | 1932 | 13 | ||||
14 | Raden AA Moch. Soediono | 1933 | 1944 | 14 | ||||
15 | Dr. Raden Murdjani | 1944 | 1946 | 15 | ||||
16 | Raden Mas Wiraatmaja | 1946 | 1947 | 16 | ||||
17 | M. I. Syafiuddin | 1947 | 1948 | 17 | ||||
18 | Raden Wachyu | 1949 | 1950 | 18 | ||||
19 | Tikol Al Moch. Ichlas | 1950 | 1951 | 19 | ||||
20 | Tb. Moch. Cholil | 1951 | 1951 | 20 | ||||
21 | Raden Djoko Said Prawirawidjojo | 1952 | 1956 | 21 | ||||
22 | Raden Hasan Surya Satjakusumah | 1956 | 1958 | 22 | ||||
23 | Raden Firman Ranuwidjoyo | 1958 | 1958 | (Pj.) | ||||
24 | Entol Djunaedi Satiawiharja | 1958 | 1960 | 23 | ||||
25 | H. A. Dasuki | 1960 | 1965 | 24 | ||||
26 | M. Dirlam Sastromihardjo | 1965 | 1973 | 25 | ||||
27 | Raden Hadian Suria Adiningrat | 1974 | 1975 | 26 | ||||
28 | H. A. Djahari, S.H. | 1975 | 1985 | 27 | ||||
29 | H. Adang Suryana | 1985 | 1990 | 28 | ||||
30 | H. Ope Mustofa | 1990 | 1995 | 29 | ||||
1995 | 2000 | 30 | ||||||
31 | Irianto M. S. Syafiuddin | 2000 | 2005 | 31 | Dedi Wahidi | |||
2005 | 2010 | 32 | Heri Sudjati | |||||
33 | Anna Sophana | 12 Desember 2010 | 12 Desember 2015 | 33 | Supendi | [12] | ||
17 Februari 2016 | 14 Desember 2018 | 34 | [ket. 2] [13][14] | |||||
34 | Supendi | 7 Februari 2019 | 15 Oktober 2019 | Taufik Hidayat[15] | [ket. 3] [16][17] | |||
35 | Taufik Hidayat | 10 Februari 2021 | 17 Februari 2021 | [ket. 4] | ||||
36 | Nina Agustina | 26 Februari 2021 | Petahana | 35 | Lucky Hakim | [19][ket. 5] |
Pelaksana Tugas Bupati
Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri atau Pemerintah Provinsi menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Bupati Indramayu.
Potret | Nama | Partai | Awal | Akhir | Periode | Bupati definitif | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Toto Muhammad Toha (Penjabat) |
Non-partisan | 12 Desember 2015 | 17 Februari 2016 | — | Transisi | [21] | ||
Supendi (Pelaksana tugas) |
Golkar | 14 Desember 2018 | 7 Februari 2019 | 34 | Anna Sophana | [16] | ||
Taufik Hidayat | Golkar | 15 Oktober 2019 | 26 September 2020 | Supendi | (Plt.)[ket. 6] | |||
Bambang Tirtoyuliono | Non-partisan | 26 September 2020 | 5 Desember 2020 | (Pj.)[23] | ||||
Taufik Hidayat | Golkar | 5 Desember 2020 | 10 Februari 2021 | [ket. 7] | ||||
Dedi Taufik Kurohman | Non-partisan | 24 September 2024 | 23 November 2024 | 35 | Nina Agustina | [ket. 8] |
- Keterangan
- ^ Tidak diketahui tahun menjabatnya hingga Bupati ke-10
- ^ Mengundurkan diri saat menjabat
- ^ Terjaring OTT KPK dan diberhentikan.
- ^ Pada 10 Februari 2021 Taufik dilantik sebagai Bupati Definitif yang hanya berlangsung selama kurang dari 1 bulan.[18]
- ^ Lucky Hakim, Wakil Bupati yang mendampingi Nina Agustina mengundurkan diri dari jabatannya sejak Februari 2023[20]
- ^ Pada 26 September-5 Desember 2020, Bambang Tirtoyuliono menjabat sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) karena Taufik Hidayat mengambil cuti dalam rangka Pilbup Indramayu 2020.[22]
- ^ Melanjutkan jabatan sebagai Plt. Bupati setelah sebelumnya cuti untuk Pilkada
- ^ Menjabat sebagai Pejabat Sementara (Pjs.) karena Nina Agustina mengambil cuti dalam rangka Pilbup Indramayu 2024[24].
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Indramayu dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[25] | 2019–2024[26] | 2024–2029 | ||
PKB | 7 | 7 | 10 | |
Gerindra | 5 | 6 | 6 | |
PDI-P | 7 | 7 | 12 | |
Golkar | 19 | 22 | 14 | |
NasDem | 3 | 1 | 2 | |
PKS | 4 | 2 | 3 | |
Hanura | 2 | 1 | 0 | |
Demokrat | 3 | 3 | 2 | |
Perindo | (baru) 1 | 1 | ||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 8 | 9 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, dan 309 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.845.205 jiwa dengan luas wilayah 2.040,11 km² dan sebaran penduduk 904 jiwa/km².[27][28]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Indramayu, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Kodepos[29] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.12.23 | Anjatan | 13 | 45256 | Desa | ||
32.12.19 | Arahan | 8 | 45259 | Desa | ||
32.12.14 | Balongan | 10 | 45241-45248 | Desa | ||
32.12.06 | Bangodua | 8 | 45272 | Desa | ||
32.12.22 | Bongas | 8 | 45255 | Desa | ||
32.12.17 | Cantigi | 7 | 45251 | Desa | ||
32.12.04 | Cikedung | 7 | 45262 | Desa | ||
32.12.03 | Gabuswetan | 10 | 45263 | Desa | ||
32.12.25 | Gantar | 7 | 45266 | Desa | ||
32.12.01 | Haurgeulis | 10 | 45264 | Desa | ||
32.12.15 | Indramayu | 8 | 10 | 45211-45219 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.12.13 | Jatibarang | 15 | 45273 | Desa | ||
32.12.11 | Juntinyuat | 12 | 45282 | Desa | ||
32.12.21 | Kandanghaur | 13 | 45254 | Desa | ||
32.12.10 | Karangampel | 11 | 45283 | Desa | ||
32.12.28 | Kedokan Bunder | 7 | 45286 | Desa | ||
32.12.08 | Kertasemaya | 13 | 45274 | Desa | ||
32.12.09 | Krangkeng | 11 | 45284 | Desa | ||
32.12.02 | Kroya | 9 | 45265 | Desa | ||
32.12.05 | Lelea | 11 | 45261 | Desa | ||
32.12.18 | Lohbener | 12 | 45252 | Desa | ||
32.12.20 | Losarang | 12 | 45253 | Desa | ||
32.12.29 | Pasekan | 6 | 45231-45236 | Desa | ||
32.12.31 | Patrol | 8 | 45258 | Desa | ||
32.12.16 | Sindang | 10 | 45221-45227 | Desa | ||
32.12.12 | Sliyeg | 14 | 45281 | Desa | ||
32.12.27 | Sukagumiwang | 7 | 45275 | Desa | ||
32.12.24 | Sukra | 8 | 45257 | Desa | ||
32.12.26 | Terisi | 9 | 45267 | Desa | ||
32.12.30 | Tukdana | 13 | 45276 | Desa | ||
32.12.07 | Widasari | 10 | 45271 | Desa | ||
TOTAL | 8 | 309 |
Ekonomi
Pusat perekonomian kabupaten ini berada di wilayah Kecamatan Jatibarang dan Kecamatan Haurgeulis karena kedua kecamatan ini memiliki akses transportasi yang mudah seperti Jalur Pantura dan Stasiun Kereta Api. Beberapa kecamatan penting di wilayah Kabupaten Indramayu diantaranya adalah Kecamatan Patrol, Kecamatan Karangampel, Kecamatan Terisi, Kecamatan Kertasemaya, dan Kecamatan Krangkeng.
Transportasi
Kabupaten Indramayu dilalui jalur utama lintas utara Jawa atau Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura). Jalur pantai utara Jawa di Kabupaten Indramayu membentang dari Kecamatan Sukra hingga Kertasemaya. Terdapat juga jalur alternatif sebelah utara dari Kecamatan Lohbener ke arah Indramayu Kota, Karangampel, hingga Krangkeng yang menuju ke arah Cirebon. Sedangkan jalur lain untuk menuju ke arah Ibu Kota Indramayu dapat mengambil jalur dari Lohbener, Widasari danke arah utara Jatibarang.
Jalur utama untuk arah ke Jawa Tengah dapat melalui jalur Lohbener, Widasari, Jatibarang, Kertasemaya, jalur lain untuk menuju ke Karangampel dapat melalui Jatibarang atau Widasari dengan arah Pasar Jatibarang.
Kabupaten Indramayu ini juga dilalui oleh dua jalur kereta api utama, yaitu lintas utara dan tengah Pulau Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Stasiun Kereta Api terbesar di Indramayu berada pada Stasiun Jatibarang yang merupakan salah satu stasiun yang melayani pemberhentian dari berbagai Kereta. Selain itu terdapat stasiun lainnya yang aktif di Kabupaten Indramayu, seperti: Stasiun Terisi dan Stasiun Haurgeulis. Transportasi udara untuk Kabupaten Indramayu hanya dilayani di Bandar Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka yang melayani penerbangan Domestik maupun Internasional.
Demografi
Suku bangsa
Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah di provinsi Jawa Barat, yang sebagian besar penduduknya adalah Suku Jawa Dermayon, Dua suku lain dengan jumlah signifikan yakni suku Cirebon (umumnya di perbatasan) dan Sunda. Sebagian kecil lainnya adalah orang Betawi, Tionghoa, Batak, Minangkabau, dan suku lainnya. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, berikut adalah besaran penduduk kabupaten Indramayu berdasarkan suku bangsa:[30]
No | Suku | Jumlah (2000) |
% |
---|---|---|---|
1 | Jawa | 1.388.349 | 87,34% |
2 | Cirebon | 117.569 | 7,40% |
3 | Sunda | 59.447 | 3,74% |
4 | Betawi | 3.683 | 0,23% |
5 | Tionghoa | 1.411 | 0,09% |
6 | Batak | 1.366 | 0,09% |
7 | Minangkabau | 1.348 | 0,08% |
8 | Suku lainnya | 16.333 | 1,03% |
Kabupaten Indramayu | 1.589.506 | 100% |
Bahasa
Secara umum bahasa daerah yang digunakan masyarakat Kabupaten Indramayu, yakni bahasa Jawa Indramayu. Bahasa Jawa Indramayu digunakan oleh mayoritas masyarakat Indramayu. Selain bahasa Jawa Indramayu, di wilayah selatan terutama di Kecamatan Terisi di Desa Cikawung penduduknya menggunakan Bahasa Jawa Indramayu dan dapat mengerti bahasa Sunda secara alami karena berdekatan dengan Kabupaten Sumedang di selatan.
Bahasa Jawa
Bahasa Jawa di Kabupaten Indramayu terbagi menjadi dua dialek, seperti: dialek Dermayu dan dialek Tegal. Sebagian besar penduduk Indramayu menggunakan dialek Indramayu, selain itu di Desa Krangkeng, Kalianyar, dan sekitarnya di Kecamatan Krangkeng, yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon memiliki logat seperti orang Cirebon.
Munculnya dialek Tegalan yang bercampur dengan dialek Indramayu karena terdapat sebuah program Transmigrasi tahun 1872 yang bebarengan dengan Program Transmigrasi Penduduk Sunda ke Sumatera Selatan di daerah Lampung.
Beberapa kepala keluarga yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah ditransmigrasi pada tahun 1872 oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk bekerja sebagai pekerja Rel Kereta Api di Indramayu, Jawa Barat. Dalam catatan atau cacah tahunan tahun 1872 terdapat 7 Kepala Keluarga dari Tegal bergabung dengan penduduk Desa Bongas di Indramayu barat.
Salah satu ciri yang mencolok pada dialek Tegal di Indramayu menggunakan kata Inyong (aku-saya) untuk menyebut dirinya, sedangkan bahasa Jawa dialek Dermayon atau dialek Indramayu tidak ditemukan kata Inyong melainkan menggunakan kata Reang (saya).
Kata Reang adalah bentuk kata tidak baku dan kata baku dari kata Reang adalah Rekang. Kata Rekang atau Reang adalah kosa kata bahasa Jawa kuno, sedangkan kata ganti dalam bahasa modern adalah Kula atau Kulo. Kata Nang adalah kependekan dari kata Danang dan kata Nok adalah kependekan dari kata Denok, serta kata Kang adalah kependekan dari kata Rekang.
Kosa kata Bahasa Jawa baku masih digunakan oleh penduduk Indramayu saat ini, seperti: Reang (Rekang), Sira, Danang, Denok, dan beberapa kosa kata lainnya. Bahasa Jawa dialek Dermayon atau dialek Indramayu mengalami perubahan terutama pada kata ganti, yang mana Bahasa Jawa dialek Dermayon secara baku hanya terdapat satu kata ganti dari Ngoko (dasar) ke Madya (menengah).
Namun pada abad ke-17 Bahasa Jawa dialek Dermayon terdapat satu kata ganti tambahan dari Ngoko (dasar) ke Madya (menengah) kemudian kata ganti Besiken (Tinggi). Kata ganti Besiken muncul di Indramayu karena pengaruh dari Kesultanan Mataram di Jawa.
Meski kata ganti Besiken muncul pada Bahasa Jawa dialek Dermayon, namun penggunaan kosa kata dasarnya tidak mengalami perubahan, seperti dari "A" ke "O". Vokal A adalah kosa kata Bahasa Jawa baku atau dasar, sedangkan kosa kata yang berubah dari A ke O adalah bentuk dari Bahasa Jawa jenis baru atau Modern.
Penggunaan kata ganti Besiken di Indramayu jarangan digunakan dalam sehari-hari dan hanya digunakan pada saat kegiatan tertentu. Hal ini penduduk Indramayu menggunakan Bahasa Jawa dialek Dermayu tingkat dasar dan madya dalam kosa kata sehari-harinya.
Bahasa Sunda Standar
Pada tahun 1872 Pemerintah Hindia Belanda membuat Program Transmigrasi 30 Kepala Keluarga dari daerah Pegunungan yang hidup terisolasi di Kuningan, Jawa Barat dipindah ke Indramayu tahun 1872.
Beberapa Kepala Keluarga dari Kuningan, Jawa Barat ikut serta bergabung dengan Desa Kertawinangun di Kecamatan Eretan dan mendirikan blok Parean. Tujuannya adalah untuk pemekaran Kecamatan, dikarenakan Kecamatan Eretan kekurangan penduduk untuk syarat pemekaran Kecamatan Eretan Wetan. Beberalpa kepala keluarga juga bergabung dengan Desa Bugis Luwung Malang di Indramayu dan desa Bugis Luwung Malang saat ini berganti nama menjadi Haurgeulis karena penyebutan Belanda.
Terdapat dua jenis bahasa Sunda yang digunakan. Pertama, bahasa Sunda Priangan atau bahasa Sunda jenis baru yang digunakan oleh masyarakat di beberapa desa Kecamatan Gantar terutama yang berbatasan dengan Kabupaten Subang dan desa Haurgeulis di Kecamatan Haurgeulis yang berbatasan dengan Kabupaten Subang, Kecamatan Terisi bagian selatan terutama Desa Cikawung yang berbatasan dengan Sumedang, Blok Karangjaya di Desa Mangunjaya di Kecamatan Anjatan yang berbatasan dengan Kabupaten Subang. Munculnya Bahasa Sunda Priangan di Indramayu ini karena Program Transmigrasi dari Bandung, Jawa Barat tahun 2010 yang tercatat dalam cacah tahunan Kabupaten Indramayu.
Bahasa Sunda Indramayu
Selain Bahasa Jawa di Indramayu juga terdapat beberapa desa yang menggunakan Bahasa Sunda Indramayu jenis Sunda kuna di wilayah Indramayu, yakni di Desa Ilir, Bulak, dan Parean Girang di Kecamatan Kandanghaur, serta Desa Lelea dan Tamansari di Kecamatan Lelea yang dikenal sebagai bahasa Sunda Lelea atau bahasa Sunda Parean.
Penggunaan Bahasa Sunda Kuna ini karena Transmigrasi tahun 1872 dari daerah Pedalaman Pegunungan Kuningan, Jawa Barat. Sebagian penduduk Sunda di bagian timur Jawa Barat adalah daerah atau penduduk yang ketinggalan dalam perubahan Bahasa Sunda kuno ke Sunda jenis baru. Bahasa Sunda jenis baru muncul karena terdapat pengaruh dari Kesultanan Mataram di Jawa.
Sedangkan daerah-daerah yang tertutup, seperti di beberapa desa di Banten, Garut dan Kuningan hanya sedikit pengaruh luar yang mempengaruhinya, hingga penduduk pedalaman pegunungan dapat mempertahankan bahasa mereka tanpa perubahan kata ganti atau tingkatan. Dengan demikian pada saat terdapat program Transmigrasi tahun 1872, yang mana penduduk dari Kuningan, Jawa Barat masih mempertahankan dari bahasa mereka. Namun jika mereka datang lebih awal atau hidup di Indramayu zaman Mataram tentunya bahasa sunda mereka akan mengalami perubahan ke jenis baru.
Bahasa Sunda jenis Sunda kuna agak berbeda dengan jenia Sunda baru karena perbedaan dialek temporal. Perbedaan yang paling kentara adalah dalam bahasa Sunda Parean-Lelea tidak mengenal undak-usuk (tingkatan berbahasa). Bahasa Sunda Parean-Lelea juga tidak mengenal vokal /eu/, tetapi digantikan oleh vokal /u/, /i/, atau /ə/ saja. Belum lagi perbedaan pada kosakata.
Kebudayaan
Seni dan budaya di Indramayu merupakan akulturasi dari budaya Jawa Indramayu, Tionghoa dan Sunda bagian wilayah utara, kebudayaan yang tumbuh dalam masyarakat Indramayu menjadi bentuk ekspresi nyata terhadap akulturasi tiga kebudayaan yang berbeda.[31]
Organ tunggal
Kesenian Indramayu salah satunya adalah kesenian Organ Tunggal, yakni pentas musik di atas panggung dengan menggunakan Organ. Organ Tunggal ini biasanya dipentaskan hampir di setiap acara, seperti acara tujuh belasan, juga pada hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, meskipun lebih sering dipentaskan pada acara-acara hajatan, seperti hajatan pernikahan dan khitanan. Selain di atas panggung, kesenian musik organ ini juga dipentaskan secara berkeliling kampung pada saat-saat tertentu, seperti pada Bulan Ramadhan. Dua di antaranya yang cukup ternama beserta artisnya adalah: Organ tunggal Rolani Electone dengan Aas Rolani dan organ tunggal Puspa Kirana dengan Dewi Kirana. Tidak jarang grup-grup ini mendapat job manggung di luar Indramayu, bahkan lintas provinsi.
Tari topeng
Seni tradisional lainnya adalah seni tari topeng kelana. kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Yogyakarta termasuk Indramayu. Tari topeng Indramayu adalah salah satu tarian topeng yang memiliki perbedaan dengan tari topeng asal Yogyakarta yang memiliki topeng mata besar, sedangkan tari topeng Indramayu topeng mata sipit.
Berawal dari Raden Sulandono yang diutus oleh Kesultanan Mataram Islam untuk memata-matai VOC di Pelabuhan Kesultanan Dermayu (bawahan Mataram). Raden Sulandono melatih beberapa prajurit dermayu menggunakan tari topeng kelana yogyakarta untuk menjadi telik sendi (mata-mata) atau untuk VOC. Namun Topeng yang digunakan itu berbeda yakni Topeng Mata Besar berasal dari pasukan Mataram, sedangkan Topeng Mata Sipit berasal dari pasukan Dermayu.
Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng Kelana Kencana Wungu yang merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana Wungu yang dikejar-kejar oleh Prabu Menak Jingga yang tergila-tergila kepadanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Menak Jingga (disebut juga Kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, temperamental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng. Kesenian tari topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah satu sanggar tari topeng yang ada di Indramayu adalah sanggar tari topeng Mimi Rasinah, yang terletak di Desa pekandangan, Indramayu. Mimi Rasinah adalah salah satu maestro tari topeng yang masih aktif menari dan mengajarkan kesenian tari topeng walaupun dia telah menderita lumpuh semenjak tahun 2006, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010.
Wayang kulit
Seperti masyarakat Jawa pada umumnya, kesenian Wayang masih kental melekat pada masyarakat Indramayu. Wayang Kulit Indramayu sebenarnya tak ada bedanya dengan wayang kulit Jawa, perbedaanya hanya terletak pada bahasa yang digunakannya, yaitu Bahasa Jawa Indramayu atau yang biasa dikenal dengan basa dermayon yang khas dalam tuturannya, baik lakon maupun sempal guyonnya.
Wayang kulit indramayu merupakan ragam khas wayang kulit cirebon, di mana sebenarnya wayang kulit cirebon masih serupa dengan wayang kulit purwa, tetapi memiliki ciri khasnya tersendiri jika ditinjau dari sudut seni kriya, wayang kulit cirebon dibuat cukup jauh berbeda dengan tatahan dan sungingan wayang kulit purwa, adapun bentuk wayang kulit cirebon ini agak mirip dengan wayang kulit bali tetapi ukurannya lebih langsing.[32]
Pementasan Wayang Kulit masih sering diselenggarakan pada momen tertentu seperti hajatan, ataupun dipentaskan sebagai bagian dari adat tradisional lainnya, seperti Mapag Sri, Ngarot, Nadran, Ruwatan dan sebagainya. di mana pada acara adat tersebut, pementasan wayang kulit menjadi suatu keharusan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari acara itu sendiri. Beberapa Dalang Wayang Kulit terkenal Indramayu adalah H. Anom Rusdi bersama Grup Langen Budaya dan H. Tomo bersama Grup Langen Kusuma.
Mapag Sri
Pesta rakyat Mapag Sri ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat merupakan kegiatan yang wajib diadakan setiap tahun. Konon pada tahun 1970-an kegiatan ini pernah tidak dilaksanakan karena hasil panen sedikit, karena tidak dilaksanakannya pesta rakyat Mapag Sri akibatnya banyak masyarakat setempat yang sakit. Semenjak kejadian itu, sekecil apapun hasi panen yang diperoleh, pesta rakyat Mapag Sri harus tetap dilaksanakan.
Sintren
Kebudayaan masyarakat Suku Jawa yang melekat pada masyarakat Indramayu salah satunya adalah Sintren, Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Suku Jawa, khususnya Pekalongan. Kesenian ini terkenal dan menyebar di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan, Brebes, Tegal, Banyumas, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu. Sintren disebut juga dengan lais. Di Indramayu sendiri, kesenian Sintren dipentaskan pada acara-acara tertentu, misalkan hajatan atau syukuran, atau pentas seni tradisional. Dahulu ada pentas seni Sintren yang berkeliling kampung, tetapi sekarang sudah sangat sulit untuk ditemukan karena semakin tergeser oleh pentas dan hiburan modern.
Tarling
Tarling adalah seni musik dan lagu yang pada awalnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian (kiser) yang diiringi oleh gitar dan suling saja. Penamaan Tarling sendiri merupakan Akronim dari Gitar (Tar) dan Suling (Ling).
Sejalan dengan perkembangan zaman, kesenian Tarling mengalami perkembangan dan perubahan yang cepat. Saat ini Tarling sudah dilengkapi dengan alat-alat musik yang modern. Kendatipun demikian Tarling klasik masih banyak diminati oleh penduduk.
Genjring akrobat
Salah satu jenis kesenian tradisional masyarakat Indramayu, yaitu pertunjukan berupa akrobat/atraksi dengan media tangga, sepeda beroda satu dan sebagainya. Kesenian Genjring Akrobat dalam penyajiannya diiringi alat musik Genjring/Rebana dengan dilengkapi tari Rudat.
Sandiwara
Sandiwara adalah sebuah pertunjukan pentasan sebuah cerita atau disebut pula lakon dalam bahasa Indramayu. Sandiwara yang dipertunjukan di wilayah-wilayah budaya Indramayu adalah hasil alkulturasi budaya eropa yang dibawa oleh bangsa Portugis pada abad ke 16 yang terlihat dari setingan panggungnya.[33]
Sandiwara di Indramayu mirip dengan seni pertunjukkan masres yang ada di wilayah Cirebon dan hampir serupa dengan seni pertunjukan ketoprak yang ada di daerah Jawa Tengah dan ludruk di Jawa Timur, kemiripan dengan seni pertunjukan masres ini dikarenakan masres dan sandiwara indramayu berasal dari akar budaya Cirebon yang sama namun hanya berbeda dalam penggunaan bahasa, Bahasa Jawa Indramayu atau yang biasa disebut basa dermayon lebih dominan pada pertunjukan sandiwara indramayu, di Indramayu seni drama sebagian besar mengisahkan tentang legenda dan sejarah.[34]
Sebuah sandiwara bisa berdasarkan skenario atau tidak. Apabila tidak, maka semuanya dipentaskan secara spontan dengan banyak improvisasi.
Berokan
Berokan adalah seni budaya asli asal penduduk pribumi indramayu dengan kata lain adalah barong yang mirip dengan barongsai yang diadakan setiap hari raya Idul Fitri, tepatnya setelah sholat hari raya. Biasanya yang menjadi berokan memakai topeng menyeramkan dan baju berupa kurungan namun ada juga yang berbentuk lucu. Baju berokan biasanya terbuat dari karung goni. Pengiringnya ada dua, yang pertama adalah yang meminta beras kepada warga dan yang kedua adalah sekelompok orang yang memainkan alat musik. Cara memanggilnya yaitu dengan berteriak "galak, gloak" maka sang berokan akan mengejar siapapun yang memanggilnya. Berokan ini akan berkeliling kampung mulai dari hari pertama Idul Fitri sampai 2 atau 3 hari sesudahnya.
Singa Depok & Kebo Ngamuk
Kesenian yang terpengaruh oleh sisingaan dari Subang ini sudah mulai dimodifikasi dengan adanya "Kebo Ngamuk" dan "Burok"
Batik tulis Paoman
Batik yang berciri khas pesisir, memiliki corak yang berbeda dengan batik daerah lainnya. Perpaduan antara kepercayaan, adat istiadat, seni dan lingkungan kehidupan daerah pesisir, ditambah lagi adanya pengaruh dari luar, seperti Cina, Arab dan Timur Tengah, Hindu-Jawa serta Eropa ikut memengaruhi terbentuknya motif dan karakter batik tulis pesisir.
Industri kerajinan batik tulis ini terdapat di Kelurahan Paoman, Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu dan Terusan, Sindang, Indramayu. Kualitas dari batik yang mem punyai ± 200 motif ini telah mampu menembus pasaran internasional, terutama para kolektor batik dari mancanegara.
Kerajinan bordir
Kerajinan bordir berkembang cukup pesat di Indramayu, terletak di Desa Sukawera, Kecamatan Kertasemaya ± 6 kilometer dari Kota Jatibarang atau 22 kolimeter dari Kota Indramayu. Motif yang cukup terkenal adalah motif seruni, tapak kebo, bunga tulip, lunglungan, hasil produksinya mampu memenuhi permintaan pasar regional dan Nasional. Indramayu adalah daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi, karena letaknya yang sangat strategis yaitu di sepanjang jalan pantai utara Pulau Jawa.
Hasil bumi
Hasil bumi Indramayu adalah padi, walaupun bukan penghasil padi terbesar, tetapi masyarakat Indramayu umumnya memiliki mata pencarian sebagai petani, dan sebagian besar wilayah Indramayu merupakan lahan pertanian, bahkan bisa ditemukan persawahan walaupun berada di pusat kota Indramayu.
Selain padi, hasil bumi yang paling terkenal adalah mangga, jenis mangga khas Indramayu sendiri disebut mangga gedong gincu oleh masyarakat setempat. Dari hasil bumi yang satu inilah, Indramayu mendapat julukan sebagai Kota Mangga.
Indramayu juga terkenal kaya akan sumberdaya migas, salah satu kilang minyak besar yang ada di Indramayu adalah Kilang Minyak Balongan yang berada di Kecamatan Balongan.
Galeri
-
Tugu nol (0) kilometer Kabupaten Indramayu pada tahun 2015
-
Pintu masuk makam buyut Tambi tahun 2014 bertuliskan aksara Jawa
-
Papan nama Stasiun Jatibarang dengan logo tahun 2020
Referensi
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Kesultanan Dermayu".
- ^ "Kesultanan Dermayu".
- ^ "Karesidenan di Pulau Jawa".
- ^ Purwanti, E., Alawiyyah, A., dan Syawal, J. (2020). Humaeni, Ayatullah, ed. Religi Masyarakat Pesisir: Studi atas Ritual Ruwat Laut Masyarakat Pesisir Banten, Jawa, dan Ternate (PDF). Serang: LP2M UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. hlm. 122. ISBN 978-623-6030-01-1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-22. Diakses tanggal 2023-05-22.
- ^ http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_c43842c1f8_BAB%20IIBab%202%20Profil%20Kabupaten%20Indramayu.pdf
- ^ "Indramayu, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 29 Agustus 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 138. Diakses tanggal 29 September 2024.
- ^ "INDRAMAYU, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 29 Agustus 2020.
- ^ "Gubernur Lantik Anna Sophana Sebagai Bupati Indramayu". 13-12-2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 09-12-2015. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Humas (17-02-2016). "Pasangan Anna Sophanah–Supendi dilantik". Pemkab Indramayu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-30. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Solehudin, Mochamad (14-12-2018). "Anna Sophana Resmi Diberhentikan dari Jabatan Bupati Indramayu". detikcom. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Humas (02-10-2019). "Gubernur Jabar Lantik Bupati Cirebon dan Wakil Bupati Indramayu". Bappeda Prov. Jabar. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ a b Sutarno (14-12-2018). Pamungkas, Wisnu Wage, ed. "Anna Sophanah Mundur, Supendi Jadi Plt Bupati Indramayu". Bisnis.com. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Redaksi (15-10-2019). "KPK OTT Bupati Indramayu, Uang Seratusan Juta Diamankan". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Sudrajat, Ajat (10-02-2021). Tarmizi, Tasrief, ed. "Gubernur lantik Bupati Indramayu, Wabup Tasikmalaya dan Wabup Cirebon". ANTARA News. Diakses tanggal 09-03-2021.
- ^ "Prosesi Pelantikan Bupati/Wakil Bupati Indramayu Terpilih Periode 2021–2026". Diskominfo Indramayu. 26-02-2021. Diakses tanggal 09-03-2021.
- ^ "Lucky Hakim Resmi Bukan Lagi Wakil Bupati Indramayu". Detik News. 28-04-2023. Diakses tanggal 09-03-2023.
- ^ Humas (12-12-2015). "Gubernur Lantik Penjabat Bupati Indramayu". Pemprov Jawa Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-14. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Tobari (25-09-2020). "Bambang Tirtoyuliono, Penjabat Sementara Bupati Indramayu". InfoPublik. Diakses tanggal 11-02-2021.
- ^ Andriyana (28-09-2020). "Bambang Tirtoyuliono Jabat Pjs Bupati Indramayu". Fajar Cirebon. Diakses tanggal 28-09-2020.
- ^ Anindyadevi Aurellia (24 September 2024). "5 Pjs Bupati di Jawa Barat Resmi Dilantik, Ini Daftarnya". Detik.com. Diakses tanggal 26 September 2024.
- ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. INDRAMAYU 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. indramayu 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Bekasi
- ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72–73. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 17 September 2022.
- ^ Caesar, Diposkan oleh Lucky. "Akulturasi Budaya Jawa-Sunda, Indramayu Punya Sejuta Pesona Seni Budaya #IndramayuKotaBudaya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-22. Diakses tanggal 2020-10-01.
- ^ "Hadi Sukirno - Wayang Cirebon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2014-10-21.
- ^ "Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat - Teater Masres". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-21. Diakses tanggal 2014-10-21.
- ^ Marianty, Wegi aknes sindu. 2007.Layar Sandiwara Masres Kelompok Dharma Samudra Cirebon Analisis Layar Dalam Cerita Jaka Pendil. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi