Agincourt Resources
Sebelumnya | PT Danau Toba Mining (1997-2001) PT Horas Nauli (2001-2003) PT Newmont Horas Nauli (2003-2006) |
---|---|
Perseroan terbatas | |
Industri | Pertambangan |
Didirikan | 14 April 1997 |
Kantor pusat | Jakarta Selatan, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Muliady Sutio[1] (Direktur Utama) Iwan Hadiantoro (Komisaris Utama) |
Produk | Emas dan perak |
Pendapatan | US$ 340,049 juta (2023)[1] |
US$ 151,442 juta (2023)[1] | |
US$ 93,885 juta (2023)[1] | |
Total aset | US$ 908,643 juta (2023)[1] |
Total ekuitas | US$ 778,396 juta (2023)[1] |
Pemilik | PT Danusa Tambang Nusantara (95%) PT Artha Nugraha Agung (5%) |
Karyawan | 3.328 (2023)[1] |
Situs web | www |
PT Agincourt Resources adalah sebuah perusahaan pertambangan emas dan perak yang berkantor pusat di Jakarta. Tambang milik perusahaan ini terletak di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Astra Group.[1][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan oleh Normandy Mining pada tahun 1997 dengan nama PT Danau Toba Mining untuk mengeksplorasi mineral dan menambang emas di Sumatera Utara. Pada tahun 2001, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Horas Nauli. Dua tahun kemudian, Newmont East Asia resmi memegang mayoritas saham perusahaan ini, sehingga nama perusahaan ini diubah menjadi PT Newmont Horas Nauli. Pada tahun 2006, mama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang.
Pada tahun 2007, Oxiana Limited resmi mengakuisisi perusahaan ini. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai membangun jalan akses dan kamp pekerja sebagai persiapan sebelum membangun pabrik. Pada tahun 2009, G-Resources asal Hong Kong resmi mengakuisisi perusahaan ini. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik. Sebanyak 5% saham dari perusahaan ini kemudian juga diserahkan ke PT Artha Nugraha Agung yang didirikan oleh BUMD milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai menambang di Pit Barani. Perusahaan ini kemudian juga diambil alih oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari EMR Capital, Farallon Capital, Martua Sitorus, Robert Hartono, dan Michael Hartono.[3] Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai menambang di Pit Ramba Joring. Setahun kemudian, perusahaan ini resmi diambil alih oleh anak usaha dari United Tractors, yakni PT Danusa Tambang Nusantara.[4] Pada akhir tahun 2021, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan fasilitas daur ulang sianida untuk mendukung operasional pabriknya.[1][2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i "Laporan Tahunan 2023" (PDF). PT Agincourt Resources. Diakses tanggal 7 Maret 2024.
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Agincourt Resources. Diakses tanggal 7 Maret 2024.
- ^ Husaini, Azis (16 Juni 2016). "Agincourt Resources lanjutkan eksplorasi emas". Kontan. Diakses tanggal 8 Juli 2024.
- ^ Wareza, Monica (4 Desember 2018). "Sah! UNTR Jadi Pemilik Baru Tambang Martabe". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 8 Juli 2024.