Bingung puting
Bingung puting adalah keadaan yang dialami oleh bayi baru lahir sampai berumur lima bulan, di mana ia gagal menyesuaikan diri dari menyusu dengan dot atau empeng menjadi menyusui lewat puting susu. Hal ini terjadi saat bayi kembali menyusui lewat puting susu.
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Bingung puting bisa disebabkan oleh terlalu cepatnya Bunda dalam mengenalkan botol susu atau dot kepada Si Kecil. Idealnya, Bunda baru boleh mengenalkan botol susu atau dot ketika Si Kecil berusia 4 minggu, atau ketika dia sudah mahir menyusu langsung pada payudara Bunda.
Selain itu, bingung puting juga bisa disebabkan oleh datarnya puting ibu atau tongue tie pada bayi.
Kondisi bingung puting ditandai dengan bayi yang terlihat bingung untuk menemukan dan menyusu pada puting ibu. Selain itu, kondisi bingung puting juga ditandai dengan kebiasaan bayi mengisap ASI melalui ujung puting, rewel, atau menolak saat disusui.
Bila dibiarkan, bingung puting dapat menyebabkan puting ibu lecet karena perlekatan antara mulut bayi dan puting yang tidak tepat, serta berkurangnya produksi ASI. Sedangkan pada bayi, bingung puting berisiko menyebabkan asupan nutrisi dari ASI berkurang.[1]
Gejala
[sunting | sunting sumber]- Bayi membuka mulut tapi tidak cukup lebar untuk melekat dengan benar di payudara Anda.
- Ketika hendak disusui, bayi menggoyangkan kepala, mencari-cari puting, dan terlihat bingung.
Bayi menjerit dan/atau melengkungkan punggungnya saat akan disusui.
- Lidah bayi tidak menjulur ke garis gusi bawah tapi justru terangkat.
- Bayi tampak melekat tapi tidak menghisap dengan benar.[2]
Pencegahan
[sunting | sunting sumber]Pencegahan bingung puting adalah menyusui langsung melalui payudara, bukan lewat botol ASI, apalagi jika bayi berumur di bawah tiga bulan, sebaiknya tidak diberikan dot atau empeng terlebih dahulu.
Penanganan
[sunting | sunting sumber]Penanganan yang dilakukan adalah dengan cara relaktasi, yaitu dengan cara menawarkan ASI secara langsung kepada bayi. Sebaiknya, relaktasi dilakukan saat bayi dalam keadaan tenang, bukan saat bayi kelaparan.[3] Ibu pun bisa mengajari bayi menyusu dengan menggunakan sendok atau cup feeder. Hal ini memang tidak mudah, tapi ibu harus sabar dan telaten untuk bisa memberikan ASI melalui sendok. Hal terakhir yang harus dilakukan jika ternyata bayi masih menolak untuk menyusu langsung adalah berkonsultasi dengan ahli laktasi. Ia akan mengajari ibu menyusui yang baik dan membuat Si Kecil tenang saat harus (kembali) berusaha menggunakan mulut untuk memompa ASI dari payudara.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Cristy Sitorus, dr. Merry Dame (2019-10-10). "4 Cara Mengatasi Bingung Puting pada Bayi". Alodokter. Diakses tanggal 2019-12-11.
- ^ Wibowo, Susanto (2018-09-27). "Solusi Bayi Bingung Puting". Mom and Baby Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-11. Diakses tanggal 2019-12-11.
- ^ "How to Avoid Nipple Confusion for the Breastfed Baby" (dalam bahasa Inggris). 2019-08-02. Diakses tanggal 2019-12-11.