Gadis jang Terdjoeal
Gadis jang Terdjoeal | |
---|---|
Sutradara | The Teng Chun |
Produser | The Teng Chun |
Perusahaan produksi | Java Industrial Film |
Tanggal rilis | ca
|
Negara | Hindia Belanda |
Bahasa | Indonesia |
Gadis jang Terdjoeal adalah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) yang dirilis sekitar tahun 1937. Film ini disutradarai The Teng Chun, dan ini merupakan film pertamanya yang mengutamakan kepentingan pribumi.
Alur
[sunting | sunting sumber]Han Nio jatuh cinta dengan Oey Koen Beng. Sayangnya, ibu Han Nio, yang mengharapkan menantu kaya untuk memuaskan hobi judinya, menjodohkan Han Nio dengan pemuda kaya bernama Lim Goan Tek. Meski mereka sudah punya anak perempuan, kehidupan mereka tidak bahagia sampai akhirnya Goan Tek menuduh Han Nio mencuri darinya dan mengusirnya dari rumah. Han Nio jatuh sakit dan meninggal dunia. Sebelum meninggal ia sempat bertemu Koen Beng. Mengetahui mantan kekasihnya diperlakukan demikian, Koen Beng mencari Goan Tek. Akan tetapi, sebelum ia bisa balas dendam, saudara Han Nio, Eng Swan (pencuri sesungguhnya), menembak Goan Tek sampai tewas.[1]
Produksi
[sunting | sunting sumber]Gadis jang Terdjoeal diproduseri dan disutradarai The Teng Chun untuk rumah produksinya, Java Industrial Film. The mengawali karier sutradaranya melalui film Boenga Roos dari Tjikembang (1931). Film-film berikutnya didasarkan pada legenda Cina dan ditargetkan pada penonton Tionghoa. Setelah Pareh (1936) besutan Albert Balink, The menyadari potensi penonton pribumi dan mulai menyutradarai film-film dengan alur modern yang sesuai dengan kepentingan pribumi meski pemerannya tetap dari kalangan Tionghoa.[2]
Pemeran dan kru film hitam putih ini tidak diketahui.[1]
Rilis dan tanggapan
[sunting | sunting sumber]Gadis jang Terdjoeal dirilis sekitar tahun 1937. Film ini bisa jadi tergolong film hilang. Film-film yang dibuat di Hindia Belanda direkam di film nitrat yang mudah terbakar. Setelah kebakaran menghanguskan sebagian besar gudang Produksi Film Negara tahun 1952, film-film nitrat lama ikut dimusnahkan.[3] Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[4] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Misbach Yusa Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Filmindonesia.or.id, Gadis jang Terdjoeal.
- ^ Biran 2009, hlm. 147–150, 163.
- ^ Biran 2012, hlm. 291.
- ^ Heider 1991, hlm. 14.
- ^ Biran 2009, hlm. 351.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Biran, Misbach Yusa (2009). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta. ISBN 978-979-3731-58-2.
- Biran, Misbach Yusa (2012). "Film pada Masa Kolonial". Indonesia dalam Arus Sejarah: Masa Pergerakan Kebangsaan. V. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 268–93. ISBN 978-979-9226-97-6.
- "Gadis jang Terdjoeal". filmindonesia.or.id. Jakarta: Konfiden Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-24. Diakses tanggal 24 Juli 2012.
- Heider, Karl G (1991). Indonesian Cinema: National Culture on Screen (dalam bahasa Inggris). Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-1367-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2014-02-17.