Ilmu Arud dan Qafiyah
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Ilmu Arud dan Qafiyah merupakan salah satu cabang ilmu sastra Arab. Keduanya memiliki pembahasan yang berbeda namun penyebutannya disatukan sebab keduanya menyusun puisi Arab. Ilmu Arud dan Qafiyah diciptakan oleh Abu Abdurrahman al-Khalil ibn Ahmad ibn Tamim al-Farahadiy al-Yazdiy al-Yahmadiy al-Bashry atau lebih dikenal dengan al-Khalil.[1] Pada dasarnya, ilmu Arud dan Qafiyah memperhatikan bunyi bukan tulisan, memperhatikan mutaharik (huruf yang berharakat/bersuara hidup) dan sakin (huruf yang berharakat/bersuara mati). Dalam ilmu Arudl dan Qafiyah, terdapat kunci lagu-dalam seni gitar dapat dipadankan dengan kunci G, C dll.-yang berjumlah 16. Kunci-kunci lagu ini memiliki nama tersendiri yaitu 'Bahar'. Penemu ilmu ini yaitu Al-Khalil merumuskan 15 pola kunci lagu sedangkan bahar ke-16 yaitu bahar mutadarik dirumuskan oleh Al-Akhfasy.[2]
Ilmu Arudl
[sunting | sunting sumber]Beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian ilmu Arud, salah satunya Ibrahim Khalil. Menurut Ibrahim Khalil,[3] aruḍ adalah salah satu ilmu yang dimiliki bangsa Arab sejak bangsa Arab mengenal puisi, pada abad ke-2 H/ke-8 M diciptakan kaidah-kaidahnya oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi dengan penyempurnaan.
Singkatnya, ilmu Arud adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui pola-pola puisi bahasa Arab sehingga dapat diketahui puisi tersebut benar atau tidak.
Ilmu Qafiyah
[sunting | sunting sumber]Qafiyah adalah[4] bagian akhir pada setiap bait puisi Arab atau kumpulan dua huruf mati di akhir bait dengan huruf-huruf berharakat.
Singkatnya, Arud adalah irama dan Qafiyah adalah rima.
Taf'ilah (Metrum dan Perubahannya)
[sunting | sunting sumber]Taf'ilah atau metrum adalah satuan suara bagian dari bait. Satu bait terdiri dari beberapa taf'ilah. Terdapat 10 taf'ilah pokok dalam pembentukan bait puisi Arab tradisional.
No. | Taf'ilah | Simbol Suara (baca dari kanan)
/ (Mutaharrik=berharakat hidup) . (Sakin=berharakat mati) |
---|---|---|
1 | فَعُوْلُنْ | ./.// |
2 | مَفَاعِيْلُنْ | ././.// |
3 | مُفَاعَلَتُنْ | .///.// |
4 | فَاعِ لَاتُنْ | ././/./ |
5 | فَاعِلُنْ | .//./ |
6 | فَاعِلَاتُنْ | ././/./ |
7 | مُسْتَفْعِلُنْ | .//././ |
8 | مُتَفَاعِلُنْ | .//./// |
9 | مَفْعُوْلَاتُ | /./././ |
10 | مُسْتَفْعِ لُنْ | .//././ |
Taf'ilah tersebut adalah taf'ilah yang berbentuk sempurna. Diberikan pilihan perubahan dari sepuluh taf'ilah tersebut yang diperbolehkan, tujuannya untuk mempermudah para penyair menyusun puisi. Perubahan-perubahan tersebut disebut zihaf dan illat.
Zihaf adalah perubahan susunan taf'ilah dengan membuang atau men-sukun-kan huruf berharakat di seluruh bagian bait. Illat adalah perubahan susunan taf'ilah dengan mengurangi atau menambahkan huruf di akhir bagian bait.
Pola Bait Puisi Arab
[sunting | sunting sumber]Puisi Arab tradisional memiliki 16 pola bahar yaitu bahar tawil, madid, wafir, kamil, hazaj, rajaz, ramal, sari, munsarih, khafif, mudhara, muqtadhab, mujas, mutaqarab dan mutadarak.[5] Setiap pola terdiri dari beberapa taf'ilah, ada yang terdiri dari delapan taf'ilah, enam taf'ilah, atau empat taf'ilah.
Setiap bagian bait di puisi Arab memiliki nama; hasywun, arud, dan darb. Hasywun adalah taf'ilah yang bukan merupakan bagian akhir dari bagian bait potongan pertama atau kedua. Arud adalah taf'ilah yang merupakan bagian akhir dari bagian bait potongan pertama. Darb adalah taf'ilah yang merupakan bagian akhir dari bagian bait potongan kedua.
Bagian bait potongan kedua | Bagian bait potongan pertama | Jenis tulisan | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
وَآمَنْتَ يَا ذَا الظَّبْيِ فأْنَسْ وَلَا تَنْفَرْ | أَطَالَ عَذُلِيْ فِيْكَ كُفْرَانَهُ الهَوَى | Tulisan asli (البيت) | ||||||
وَلَاتَنْفَرْ | يِفَأْنَسْ | تَيَاذَظْظَبْ | وَآمَنْ | نَهُلْهَوَى | كَكُفْرَا | عَذُلِيفِيْ | أطَالَ | Tulisan setelah pemotongan per taf'ilah (التقطيع) |
مَفَاعِيْلُنْ | فَعُوْلُنْ | مَفَاعِيْلُنْ | فَعُوْلُنْ | مَفَاعِلُنْ | فَعُوْلُنْ | مَفَاعِيْلُنْ | فَعُوْلُ | Taf'ilah |
Darb | Hasywun | Hasywun | Hasywun | Arud | Hasywun | Hasywun | Hasywun | Bagian per pemotongan |
Bait yang terdiri dari delapan taf'ilah yakni bahr tawil, bahr basit, bahr mutaqarab, dan bahr mutadarak. Bait yang terdiri dari enam taf'ilah yakni bahr madid, bahr kamil, bahr rajaz, bahr sari, bahr munsarih, bahr khafif, bahr wafir, dan bahr raml. Bait yang terdiri dari empat taf'ilah yakni bahr hazj, bahr mudari, bahr muqtadab, dan bahr mujtas. Namun, tidak jarang ada pengurangan taf'ilah di setiap bait, misal bahr yang aslinya terdiri dari delapan taf'ilah bisa berkurang taf'ilah-nya dengan cara pengurangan satu taf'ilah di setiap bagian bait, baik potongan pertama maupun potongan kedua. Bait dengan pengurangan taf'ilah disebut bait maqtu'ah.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hasyimi al-, Ahmad (1965). Mizanu az-Zahab fi Sina'ati Syi'ri al-Arabi. Mesir: al-Maktabah at-Tijariyyah al-Kubra. hlm. 5.
- ^ Tohari, M. Sufyan (1986). Ilmu 'Arudh dan Qawafi. Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang. hlm. 22.
- ^ Khalil, Ibrahim (2007). Arudu asy-Syi'ri al-Arabiyyi. Al-Qahirah: Dar asy-Syuruq.
- ^ Mu'awwid, Sulaiman (2009). Ilmu-Arud wa Musiqa asy-Syi'ri. Tarablus: Al-Mu'assasatul-Hadisatu li al-Kitabi.
- ^ Hamid, Mas'an (1995). Ilmu Arudl dan Qawafi. Al-Ikhlas: Surabaya. hlm. 29–33.