Infantisida
Infantisida atau pembunuhan bayi adalah sebuah pembunuhan disengaja terhadap bayi. Para peneliti infantisida parental menemukan bahwa ibu seorang bayi jauh lebih mungkin menjadi pelaku infantisida, terutama neonatisida, daripada ayahnya.[1][2]
Dalam Undang-Undang Infantisida 1938 di Britania Raya, yang termasuk kategori infantisida adalah bayi di bawah umur satu tahun.[3]
Dalam beberapa masyarakat pada masa lampau, bentuk-bentuk infantisida dianggap diperbolehkan jika terjadi situasi-situasi tertentu misalnya apabila bayi terlahir dalam kondisi cacat atau lemah. Faktor alam seperti musim paceklik yang mengakibatkan persediaan makanan terbatas, juga memungkinkan terjadinya infantisida terhadap anak-anak yang berada diusia tidak produktif. Situasi lainnya adalah selang waktu melahirkan yang pendek: yaitu seorang bayi yang terlahir dalam kurun waktu dua tahun setelah kelahiran anak sebelumnya serta apabila seorang perempuan melahirkan anak kembar, yang salah satunya harus dibunuh.[4]
Di beberapa negara, infantisida perempuan lebih umum terjadi ketimbang laki-laki, karena infantisida selektif jenis kelamin.[5] Di China contohnya, ketimpangan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan pada usia 0–19 tahun mencapai sekitar 25 juta pada 2010 menurut Yayasan Populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Dr. Neil S. Kaye M.D - Families, Murder, and Insanity: A Psychiatric Review of Paternal Neonaticide
- ^ MARLENE L. DALLEY, Ph.D. The Killing of Canadian Children by Parent(s) or Guardian(s): Characteristics and Trends 1990-1993, January 1997 & 2000
- ^ "Perinatal risk factors for neonaticide and infant homicide: can we identify those at risk?". PubMed Central (PMC).
- ^ Diamond, Jared (2017). The World Until Yesterday. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 224–225. ISBN 9786024241926.
- ^ Delhi Laadli scheme 2008 Pemerintah Delhi, India
- ^ Christophe Z Guilmoto, Sex imbalances at birth Trends, consequences and policy implications Diarsipkan 2012-06-04 di Archive-It United Nations Population Fund, Hanoi (Oktober 2011)