June Juanico
June Juanico | |
---|---|
Lahir | 19 November 1938 Biloxi, Mississippi |
Kebangsaan | American |
Dikenal atas | Mengkencani Elvis Presley |
June Juanico (lahir 19 November 1938) adalah seorang penggemar Elvis Presley asal Biloxi, Mississippi, yang menjadi penyanyi rock 'n' roll terkenal pada 1955 dan 1956, saat ia menjalani tiga pekan masa liburan setelah merekam lagu-lagunya "Hound Dog" dan "Don't Be Cruel" di sebuah studio di Memphis, Tennessee.
Elvis Presley
[sunting | sunting sumber]June Juanico pertama kali bertemu Presley setelah salah satu konser awalnya di Biloxi pada 1955, saat ia naik daun. Elvis tak ingin percintaannya terlalu terintimasi. Pada wawancara tahun 1997 dengan San Francisco Chronicle, ia bersumpah bahwa ia tak pernah berhubungan intim dengan. "Aku dicobai untuk oh, yeah. Namun aku merupakan seorang perawan dan berkali-kali berbalik." Dalam wawancara yang sama, ia juga menegur manajernya, Colonel Tom Parker, karena mendorong Presley untuk berpergian dengan wanita cantik untuk publisitas.
Menurut biografer Elvis Peter Guralnick, Juanico tak meragukan bahwa Elvis mencintainya, tetapi "ia tak tau jika ia pernah berpaling darinya," karena pada salah satu kencan merkea, penyanyi tersebut selalu berbicara soal sahabatnya, aktor Nick Adams. "Ia mulai mengisahkannya semua tentang Nick dan teman-teman Nick dan Jimmy Dean, tetapi ia tak ingin mendengarnya."[1] Meskipun demikian, apa yang terjadi dengan Juanico adalah bahwa Adams telah mulai mengundang dirinya sendiri untuk menyaksikan Elvis, dan Juanico merasa bahwa ia pernah bersaing untuk parhatian Elvis. Adams sering berbicara soal Natalie Wood kepada Elvis, yang menyebut penampilan dan kecantikannya, beberapa hal yang membuat Juanico merasa bahwa ia bakal kehilangan Elvis karena ranah Hollywood.[1] Juanico's fears were not just a paranoia, as Elvis did have a short fling with Wood during his early days in Hollywood.[2]
Juanico terkejut saat ia mendengar tentang mantan pacarnya terjerat penyalagunaan obat-obatan. "Ia tak pernah meminum atau memegang obat-obatan ssaat aku berada di sekitarnya," katanya. Ia berpikir ia menghindarkan Elvis dari ketergantungan pada obat-obatan saat mereka bersama. "Saat Elvis wafat, aku merasa menyesal. Aku tak pernah bisa mengerti bagaimana ia bisa dikelilingi beberapa orang yang mengasihinya dan mereka membolehkannya untuk melakukan yang ia sendiri lakukan."
Ia menulis sebuah buku tentang Presley berjudul, Elvis in the Twilight of Memory (1997).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Peter Guralnick, Last Train to Memphis: The Rise of Elvis Presley (1994), p.347-348.
- ^ Guralnick, Peter (1994). Last Train To Memphis. hlm. 336–337.