Martutu Aek
Martutu Aek merupakan sebuah tradisi pemberian nama kepada seorang anak yang baru lahir yang diadakan oleh masyarakat agama Malim, yang merupakan sebuah agama tradisional dari masyarakat Batak Toba. Ritual tersebut menjadi ungkapan syukur kepada Tuhan Debata Mulajadi Nabolon. Di lain sisi, masyarakat agama Malim mengartikan bahwa ritual Martutu Aek merupakan sebuah pembaptisan anak yang baru lahir sebagai persiapan untuk si anak akan menjalani hidupnya dengan baik di hari yang akan datang.
Ritual Martutu Aek melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar. Hal tersebut sesuai dengan identitas suku Batak Toba yang memegang falsafah Dalihan Na Tolu. Masyarakat agama Malim mempercayai bahwa dengan melakukan ritual ini maka jiwa si anak akan menjadi sempurna dan selalu berada dalam perlindungan Debata Mulajadi Nabolon. Air yang digunakan akan menyucikan jiwa serta anak yang dibaptis resmi menganut kepercayaan Malim. Ritual Martutu Aek sebagai salah satu upacara inisiasi. Maka dari itu, orang tua si anak harus mengajarkan nilai agama, nilai sosial, dan nilai kebaikan di tengah kehidupan bermasyarakat.
Menurut kepercayaan masyarakat agama Malim, tujuan ritual Martutu Aek adalah agar si anak senantiasa berada dalam perlindungan Debata Mulajadi Nabolon dan mendapat berkat. Selain itu, si anak yang disucikan melalui ritual tersebut resmi menganut aliran kepercayaan Malim.
Sesudah ritual, si anak kemudian akan dibawa ke dunia baru yaitu Pasar dan diberi buah-buahan manis sebagai lambang hari depan yang manis. Sesaat setelah tiba di rumah, akan dilanjutkan dengan upacara. Ketika salah satu anak menjalani ritual Martutu Aek, orang tua akan menyediakan jamuan makan dan memanggil sanak saudara, keluarga, dan tetangga untuk makan bersama sebagai bentuk ucapan syukur.[1]