Ngorongoro
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
- "Seandainya para malaikat pernah memotret Taman Eden, foto-foto satwa liar yang pernah mereka hasilkan tidak akan jauh berbeda dengan hasil foto Kawah Ngorongoro dewasa ini".
Demikianlah tulis Reinhard Kunkel dalam bukunya mengenai daya tarik yang memikat di Tanzania. Kawah Ngorongoro memang dikatakan indah dan daerah ini dipenuhi dengan ribuan satwa liar.
Pemandangan yang menawan
[sunting | sunting sumber]Kawah Ngorongoro memiliki keindahan dan panorama yang benar-benar unik. Para pencinta alam bahkan menyebutnya dengan keajaiban dunia yang kedelapan.
Tidak diketahui nama Ngorongoro berasal. Menurut lembaga konservasi Afrika Timur, ada yang mengatakan bahwa Ngorongoro adalah nama seorang Masai pembuat genta (lonceng) ternak yang tinggal di kawah itu. Yang lain mengatakan bahwa nama itu berasal dari sebuah kelompok Ksatria Datogo yang gagah berani yang dikalahkan oleh orang-orang Masai setelah suatu pertempuran di kawah itu 150 tahun silam.
Kawah itu terletak pada ketinggian 2.236 meter di atas permukaan laut dan merupakan kaldera utuh, yaitu puncak gunung berapi yang runtuh yang terbesar di dunia. Diameternya 19,2 kilometer dan luas permukaannya 304 km persegi. Dinding kawah tersebut memiliki ketinggian 610 meter atau bahkan lebih. Ketika berada di tepi kawah itu, udara terasa segar dan dingin. Namun udara di dalam kawah cukup panas
Lingkungan dan kehidupan
[sunting | sunting sumber]Di kawah Ngorongoro terdapat berbagai jenis hewan hewan seperti banteng, gajah, zebra, gnu, kijang, badak hitam, monyet vervet serta kuda nil dan predator predator seperti halnya chetah, dubuk, anjing hutan dan singa bersurai hitam. Berjenis jenis burung seperti burung unta, bustar raksasa, jenjang berjambul, kuntul, cangak, flamingo, secretary bird, oxypecker, burung pelatuk, bahkan gagak tanjung yang langka. Kawah ini dihuni oleh lebih dari seratus spesies burung yang tidak terdapat di Taman Nasional Serengeti yang bertetangga dengannya.
Di dasar kawah juga terdapat banyak sumber sumber air seperti halnya danau air asin yang sering dihinggapi oleh burung flamingo, danau dan sungai.
Meski para pengunjung ataupun wisatawan tetap berada di dalam mobil untuk keamanan. Tetapi orang-orang Masai yang tinggal tepat di luar kawah dalam pondok-pondok lumpur tradisional beratapkan rumput dapat menjelajahi kawah ini bersama ternak mereka tanpa khawatir diganggu oleh hewan hewan liar yang berada di dalamnya.