Plumbon, Mojolaban, Sukoharjo
Plumbon | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Sukoharjo | ||||
Kecamatan | Mojolaban | ||||
Kode pos | 57554 | ||||
Kode Kemendagri | 33.11.08.2012 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Desa Plumbon terletak di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang berada di sebelah timur Kota Surakarta (Solo). Desa ini memiliki posisi strategis dengan akses yang relatif dekat ke pusat kota, menjadikannya terhubung dengan berbagai fasilitas perkotaan yang berkembang pesat. Plumbon juga dilalui oleh jalur rel kereta api yang menghubungkan Surakarta (Solo) dengan Wonogiri, menjadikan desa ini sebagai salah satu jalur transportasi vital yang mendukung mobilitas penduduk dan perekonomian lokal.
Sebagian besar wilayah Desa Plumbon didominasi oleh lahan pertanian, khususnya persawahan, yang mencakup lebih dari 50 persen dari total luas desa. Sektor pertanian, terutama produksi padi, merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk desa. Dengan kondisi geografis yang mendukung, Plumbon memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan agribisnis, menjadikannya desa agraris yang penting di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, desa ini terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program pembangunan yang mendukung sektor pertanian, infrastruktur, dan kesejahteraan sosial.
Sejarah Desa Plumbon
[sunting | sunting sumber]Desa Plumbon, yang terletak di wilayah timur Bengawan Solo, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan peristiwa besar yang terjadi pada masa pemerintahan Kerajaan Kartasura pada abad ke-17. Pada sekitar tahun 1697 M, terjadi perang besar yang melibatkan orang-orang Cina yang dipimpin oleh R.M. Garendi dan Tan Swi Ling, yang berhasil merobohkan pemerintahan Kraton Kartasura. Dalam kondisi tersebut, Sinuwun Susuhunan P.B. II terpaksa melarikan diri dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya [1].
Perjalanan panjang untuk menemukan lokasi yang tepat bagi perpindahan Kraton Kartasura berlanjut hingga tahun 1741 M. Dalam rangka mencari tanah yang cocok, utusan-utusan kerajaan, termasuk R.T. Honggowongso, dikirim untuk melakukan perjalanan ke timur Bengawan Solo. Pada saat berjalan, R.T. Honggowongso menemukan sebuah tempat yang dipenuhi dengan pohon-pohon tales dan lumbu, yang pada akhirnya dia namai "Plumbon" setelah berdoa dan berharap tempat tersebut akan menjadi tempat yang baik untuk masa depan [2].
Penamaan Desa Plumbon berawal dari kejadian tersebut pada tahun 1741 M. R.T. Honggowongso, yang sedang dalam perjalanan untuk menilik tanah, tersandung di sebuah balumbang besar yang dipenuhi dengan tumbuhan tales dan lumbu. Merasa menemukan tempat yang penuh harapan, ia mengucapkan kata-kata yang menjadi dasar penamaan desa tersebut, yang hingga kini dikenal dengan nama Desa Plumbon. Peristiwa ini juga terjadi setelah ia bertemu dengan seorang petani yang menjual buah mojo di dekat desa yang kemudian turut memberi pengaruh dalam perjalanan dan penamaan wilayah lainnya [3].
Dengan demikian, Desa Plumbon bukan hanya sekadar nama tempat, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang sejarah Kerajaan Kartasura yang penuh dengan peristiwa dramatis. Nama "Plumbon" tetap terjaga sebagai pengingat perjalanan sejarah yang terjadi pada abad ke-18, menjadi bagian integral dari cerita besar yang mengarah pada pendirian Kraton Surakarta yang resmi pada tahun 1745 M [4].
Pembagian wilayah
[sunting | sunting sumber]Desa Plumbon terdiri dari dukuh[5]:
- Badran
- Jaten
- Karang
- Ngebrak
- Plumbon
- Tunggon
Batas
[sunting | sunting sumber]Batas-batas Wilayah:
- Sebelah Barat: Kelurahan Semanggi, Bengawan Solo.
- Sebelah Utara: Desa Gadingan.
- Sebelah Timur: Desa Dukuh.
- Sebelah Selatan: Desa Wirun.
Komoditas
[sunting | sunting sumber]Industri di Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, memiliki sejumlah komoditas yang cukup dikenal di masyarakat. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan adalah karak, yaitu sejenis kerupuk yang terbuat dari nasi yang dikeringkan, kemudian digoreng hingga renyah. Karak ini memiliki cita rasa yang khas dan menjadi camilan favorit bagi banyak orang, baik di tingkat lokal maupun di luar daerah.
Selain itu, desa ini juga dikenal dengan produksi kain pantai yang terbuat dari bahan berkualitas, yang banyak dicari oleh konsumen, terutama pada musim liburan. Kain pantai ini memiliki berbagai motif dan warna yang menarik, menjadikannya sebagai salah satu produk unggulan yang mendukung perekonomian desa. Distribusi penjualan kain pantai dari Desa Plumbon ini pun cukup luas, mulai dari pasar Klewer di Solo, hingga mencapai pasar-pasar di Yogyakarta dan Pacitan. Kedua industri ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat Desa Plumbon dan turut memajukan perekonomian lokal.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "SID | Sistem Informasi Desa". pidekso.sukoharjokab.go.id. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ "SID | Sistem Informasi Desa". pidekso.sukoharjokab.go.id. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ "SID | Sistem Informasi Desa". pidekso.sukoharjokab.go.id. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ "SID | Sistem Informasi Desa". pidekso.sukoharjokab.go.id. Diakses tanggal 2024-12-31.
- ^ "Nama Dukuh di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo". printilan.com. 20 Januari 2024. Diakses tanggal 13 Mei 2024.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan