Tudung klitoris
Tudung klitoris | |
---|---|
Rincian | |
Pengidentifikasi | |
Bahasa Latin | preputium clitoridis |
TA98 | A09.2.01.009 |
TA2 | 3555 |
FMA | 20169 |
Daftar istilah anatomi |
Dalam anatomi manusia perempuan, tudung klitoris (juga disebut preputium clitoridis dan kulup klitoris) adalah sebuah lipatan kulit yang berada di sekitaran dan melindungi glans klitoris. Tudung klitoris juga menutupi bagian luar dari klitoris, sebagai bagian dari labia minora dan merupakan homologo dari kulup pada genital laki-laki.[1][2][3] Tudung klitoris terdiri dari jaringan mukokutan; jaringan ini berada di antara mukosa dan kulit, dan mungkin memiliki fungsi imunologis karena dapat menjadi titik masuknya vaksin mukosa.[4] Tudung klitoris tidak hanya berfungsi untuk melindungi glans klitoris, tetapi juga untuk kesenangan seksual, karena termasuk zona erotis yang sensitif.[4]
Perkembangan dan variasi
[sunting | sunting sumber]Tudung klitoris terbentuk oleh lamela seluler selama tahap perkembangan janin.[4] Lamela seluler tumbuh di sisi punggung klitoris dan akhirnya menjadi menyatu dengan klitoris. Tudung klitoris terbentuk dari jaringan yang sama dengan jaringan yang membentuk kulup pada laki-laki.
Tudung klitoris bervariasi dalam ukuran, bentuk, ketebalan, dan area estetika lainnya. Beberapa wanita memiliki tudung klitoris besar yang menutupi seluruh kepala klitoris. Pada beberapa wanita, tudung klitoris dapat ditarik kebelakang untuk menampilkan kepala klitoris, sehingga bisa dibersihkan atau untuk kesenangan seksual; tetapi ada juga wanita yang tudung klitorisnya tak dapat ditarik kebelakang. Sementara itu beberapa wanita memiliki tudung klitoris lebih kecil yang tidak menutupi seluruh kepala klitoris, hal ini menjadikan kepala klitoris terbuka sepanjang waktu. Pita jaringan lengket yang disebut adhesi klitoris dapat terbentuk di antara tudung dan kepala klitoris; hal ini bisa menempelkan tudung ke kepala klitoris. Sehingga tudung klitoris tidak dapat ditarik ke belakang untuk memperlihatkan kepala klitoris, seperti pada pria, smegma yang beraroma kuat juga dapat menumpuk di tudung klitoris.[4]
Stimulasi seksual
[sunting | sunting sumber]Biasanya, bagian kepala klitoris itu sendiri terlalu sensitif untuk dirangsang secara langsung. Beberapa wanita merasa tidak nyaman saat tudung klitorisnya ditarik dan ujung klitorisnya disentuh.[5] Wanita yang memiliki tudung klitoris menutupi sebagian besar kepala klitoris, biasanya akan bermasturbasi dengan merangsang tudung atau kulit yang menutupi bagian atas kepala klitoris. Wanita yang memiliki tudung klitoris lebih kecil, atau lebih pendek, cenderung menggesekkan kepala klitoris dan tudung klitoris secara bersamaan pada saat bermasturbasi.[5]
Tudung klitoris juga memberikan perlindungan pada kepala klitoris, seperti halnya kulup yang menutupi kepala penis.[1] Selama rangsangan seksual, tudung klitoris juga dapat mencegah penis bersentuhan langsung dengan kepala clitoris, yang biasanya dirangsang oleh tekanan bagian pubis pasangan. Kebanyakan mamalia dan primata melakukan persetubuhan dari belakang daripada dari posisi depan (yang lebih umum dilakukan manusia), sehingga rangsangan klitoris secara langsung antara kepala klitoris dengan skrotum di pangkal penis dan kontraksi otot di sekitarnya. Kepala (glans) klitoris, seperti halnya kulup pada pria juga dilumasi oleh sebum yang diksekresikan secara alami. Jika kepala klitoris wanita tidak dilumasi atau terjadi perlengketan (adhesi), tudung klitoris mungkin tidak bisa mengelus kepala klitoris saat mengalami rangsangan seksual. Hal ini bisa menjadikan wanita tersebut kesakitan, bukannya kenikmatan seksual.[1]
Modifikasi
[sunting | sunting sumber]Di sebagian besar dunia, modifikasi klitoris jarang terjadi. Dalam beberapa budaya, pemotongan kelamin perempuan (FGM) dipraktekkan sebagai ritus peralihan menjadi kewanitaan, dianggap sebagai perbaikan penampilan alat kelamin, atau digunakan untuk menekan atau mengurangi hasrat dan kenikmatan seksual perempuan (termasuk masturbasi).[6][7][8][9] FGM dilakukan pada banyak anak di negara Barat, termasuk sebelumnya di Amerika Serikat, dengan anggapan untuk mencegah perilaku masturbasi dan mengurangi penyakit yang diyakini terkait dengannya.[10][11]
Salah satu modifikasi yang sering dilakukan wanita atas keinginan sendiri adalah menindik tudung kepala dan memasukkan perhiasan, baik untuk perhiasan maupun kesenangan semata. Meskipun jauh lebih jarang, wanita lain memilih untuk memotong atau membuang tudung klitoris mereka sendiri untuk secara permanen mengekspos sebagian atau seluruh kepala klitoris.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Sloane, Ethel (2002). Biology of Women. Cengage Learning. hlm. 32. ISBN 0766811425. Diakses tanggal August 25, 2012.
- ^ Crooks, Robert; Baur, Karla (2010). Our Sexuality. Cengage Learning. hlm. 54. ISBN 978-0495812944. Diakses tanggal August 30, 2012.
- ^ Mulhall, John P. (2011). John P. Mulhall; Luca Incrocci; Irwin Goldstein; Ray Rosen, ed. Cancer and Sexual Health. Springer. hlm. 13–22. ISBN 978-1-60761-915-4. Diakses tanggal 23 June 2012.
- ^ a b c d Cold, C.J.; Taylor, T.R. (1999). "The Prepuce". British Journal of Urology. 83 (1): 34–44. doi:10.1046/j.1464-410x.1999.0830s1034.x. PMID 10349413.
- ^ a b Carroll, Janell L. (2009). Sexuality Now: Embracing Diversity. Cengage Learning. hlm. 118 and 252. ISBN 978-0-495-60274-3. Diakses tanggal 23 June 2012.
The clitoral glans is a particularly sensitive receptor and transmitter of sexual stimuli. In fact, the clitoris, although much smaller than the penis, has twice the number of nerve endings (8,000) as the penis (4,000) and has a higher concentration of nerve fibers than anywhere else on the body... In fact, most women do not enjoy direct stimulation of the glans and prefer stimulation through the [hood]... The majority of women enjoy a light caressing of the shaft of the clitoris, together with an occasional circling of the [clitoral glans], and maybe digital (finger) penetration of the vagina. Other women dislike direct stimulation and prefer to have the [clitoral glans] rolled between the lips of the labia. Some women like to have the entire area of the vulva caressed, whereas others like the caressing to be focused on the [clitoral glans].
- ^ Link text, "Engaging Cultural Differences: The Multicultural Challenge in Liberal Democracies," Chapter 11, Schweder, et al., 2002.
- ^ Momoh, Comfort (2005). "Female Genital Mutation". Dalam Momoh, Comfort. Female Genital Mutilation. Radcliffe Publishing. hlm. 5–12. ISBN 978-1-85775-693-7.
- ^ Koroma, Hannah (30 September 1997). "What is Female Genital Mutilation?". Amnesty International. hlm. 2. Diakses tanggal 25 April 2010.
- ^ "Female genital mutilation". World Health Organization (WHO). 2012 [2008]. Diakses tanggal August 22, 2012.
- ^ Duffy, John (October 19, 1963). "Masturbation and Clitoridectomy: A Nineteenth-Century View". JAMA. 186 (3): 246–248. doi:10.1001/jama.1963.63710030028012. PMID 14057114.
- ^ Rodriguez Sarah W (2008). "Rethinking the history of female circumcision and clitoridectomy: American medicine and female sexuality in the late nineteenth century". Journal of the History of Medicine and Allied Sciences. 63 (3): 323–347. doi:10.1093/jhmas/jrm044. PMID 18065832.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Foto anatomi:41:02-0202 di SUNY Downstate Medical Center - "The Female Perineum: The Vulva"