Paus Bonifasius III
Paus Bonifasius III | |
---|---|
Awal masa kepausan | 19 Februari 607 |
Akhir masa kepausan | 12 November 607 |
Pendahulu | Sabianus |
Penerus | Bonifasius IV |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | tidak diketahui |
Lahir | tanggal tidak diketahui Roma, Italia |
Meninggal | 12 November 607 Roma, Italia |
Paus lainnya yang bernama Bonifasius |
Paus Bonifasius III adalah Uskup Roma yang menjabat sebagai Paus Gereja Katolik Roma dari tanggal 19 Februari 607 hingga wafatnya pada tanggal 12 November 607. Bonifasius III dikenal sebagai salah satu paus yang masa kepausannya singkat namun penuh arti, di mana ia menegaskan supremasi takhta Roma dalam hierarki gereja universal.
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Bonifasius III lahir di Roma pada tanggal yang tidak diketahui, dari keluarga Romawi yang saleh. Ayahnya, Yohanes Katta, adalah seorang bangsawan Kristen yang memelihara iman yang kokoh. Sebagai seorang pemuda, Bonifasius menunjukkan kecerdasan dan kerendahan hati yang luar biasa, sehingga menarik perhatian para pemimpin Gereja Roma.
Karir Gerejawi
[sunting | sunting sumber]Sebelum menjadi paus, Bonifasius III melayani sebagai diakon dan diplomat Gereja Roma. Ia diutus oleh Paus Gregorius I ke Konstantinopel sebagai legatus untuk memperkuat hubungan antara Gereja Barat dan Gereja Timur. Dalam tugasnya ini, ia dikenal karena kebijaksanaan dan kelembutannya, yang membuat Kaisar Bizantium, Fokas, sangat menghormatinya.
Pemilihan sebagai Paus
[sunting | sunting sumber]Setelah wafatnya Paus Sabinianus pada bulan Februari 606, kursi kepausan kosong selama hampir satu tahun. Bonifasius III akhirnya terpilih pada awal tahun 607. Penobatannya sebagai paus dilakukan pada tanggal 19 Februari 607, setelah menerima persetujuan dari Kaisar Fokas, sebagaimana lazim pada masa itu.
Kepausan
[sunting | sunting sumber]Meskipun hanya menjabat selama delapan bulan, Bonifasius III meninggalkan warisan yang signifikan. Salah satu tindakannya yang paling penting adalah mengadakan sinode untuk menegaskan supremasi Tahta Suci Roma atas semua gereja lain. Pada sinode tersebut, ia menekankan bahwa tidak ada uskup lain yang boleh menyebut dirinya "Patriark Ekumenis," gelar yang saat itu diklaim oleh Patriark Konstantinopel. Penegasan ini bertujuan untuk menjaga kesatuan Gereja dan menegaskan otoritas Roma sebagai pusat kekristenan.
Selain itu, Bonifasius III dikenal karena memperhatikan kesejahteraan rohani umatnya. Ia mendorong disiplin dalam kehidupan religius dan memperbaiki hubungan dengan Gereja Timur, meskipun ada ketegangan yang timbul dari masalah gelar Patriark Ekumenis.
Wafat
[sunting | sunting sumber]Bonifasius III wafat pada tanggal 12 November 607. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Roma. Masa kepausannya yang singkat dikenang sebagai periode yang penuh kedamaian, kebijaksanaan, dan pengabdian kepada Kristus. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh Paus Bonifasius IV.
Warisan
[sunting | sunting sumber]Paus Bonifasius III dikenang sebagai paus yang mengedepankan persatuan dan supremasi Gereja Roma. Tindakannya dalam menegaskan otoritas Tahta Roma atas gereja-gereja lainnya menjadi dasar bagi perkembangan doktrin kepausan di masa-masa selanjutnya. Meski tidak dikanonisasi sebagai santo, Bonifasius III dihormati sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana dalam sejarah Gereja Katolik.
Didahului oleh: Sabianus |
Paus 607 – 607 |
Diteruskan oleh: Bonifasius IV |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Kelly, J.N.D. The Oxford Dictionary of Popes. Oxford University Press, 1986.
- Mann, Horace K. The Lives of the Popes in the Early Middle Ages. Kegan Paul, Trench, Trübner & Co., Ltd., 1903.
- Norwich, John Julius. Byzantium: The Apogee. Penguin Books, 1992.